5°07'40.9"S 119°29'11.0"E

fkm@unhas.ac.id

Kunjungan Historis: Mahasiswa Doktor Unhas Belajar Diplomasi dan Kesehatan di Qatar

Doha, Qatar – November 2024 Program Studi Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) mencatat sejarah baru melalui kunjungan resmi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Doha, Qatar. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan International Conference on Public Health and Medical Science (ICPHAMS-2024), yang diikuti oleh 42 mahasiswa Doktoral FKM Unhas dari berbagai daerah di Indonesia, didampingi oleh empat profesor pendamping: Prof. Sukri Palutturi, Prof. Aminuddin Syam, Prof. Anwar Mallongi, dan Prof. Syamsiar. Kunjungan Perdana yang Bermakna Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi Program Studi Doktor FKM Unhas ke KBRI Qatar. Dalam sambutannya, Prof. Sukri Palutturi, Dekan FKM Unhas, menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak KBRI. “Ini adalah kunjungan perdana kami ke KBRI Qatar, dan kami sangat mengapresiasi kesempatan berdiskusi langsung dengan Duta Besar Republik Indonesia. Kunjungan ini memberikan pengalaman luar biasa bagi kami semua,” ujar Prof. Sukri. Kehangatan sambutan dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar, Bapak Ridwan Hassan, menambah nilai istimewa dalam kunjungan ini. Duta Besar Ridwan berbagi wawasan mendalam tentang perkembangan Qatar, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Qatar: Model Kemajuan di Bidang Pendidikan dan Kesehatan Dalam paparannya, Duta Besar Ridwan Hassan mengungkapkan bagaimana Qatar telah mencatat kemajuan pesat melalui pembangunan yang berfokus pada pendidikan dan kesehatan. Salah satu pencapaian utama adalah Education City di Doha, sebuah kawasan pendidikan bertaraf internasional yang menjadi pusat berbagai universitas terkemuka dunia. Selain itu, Qatar juga membangun fasilitas kesehatan modern seperti Rumah Sakit Olahraga dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal sekaligus menjadi model pelayanan kesehatan berkualitas tinggi. “Qatar adalah negara yang sangat terbuka terhadap kerja sama internasional. Kemajuan yang diraih negara ini tidak lepas dari regulasi dan kebijakan yang tepat,” jelas Ridwan Hassan. Diskusi Strategis dengan Fokus Kesehatan dan Pendidikan Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi antara mahasiswa doktoral FKM Unhas dan pihak KBRI. Berbagai topik strategis dibahas, termasuk isu-isu kesehatan global seperti: Dalam sesi ini, Duta Besar Ridwan Hassan menjelaskan bahwa Qatar telah mengalokasikan anggaran besar untuk sektor kesehatan, memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi bagi warganya.”Masalah kesehatan di Qatar telah tertangani dengan baik, namun kami terus berupaya meningkatkan standar pelayanan agar lebih optimal,” terang Ridwan Hassan.Mahasiswa juga mendapatkan informasi mengenai regulasi hukum yang mendukung pencegahan penyakit, kebijakan alokasi anggaran kesehatan, serta hubungan antara warga negara Qatar dan ekspatriat. Peluang Pendidikan dan Kolaborasi Internasional Salah satu poin penting dari diskusi adalah peluang pendidikan di Qatar, khususnya untuk mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan program doktoral. Ridwan Hassan mengungkapkan bahwa Qatar membuka kesempatan luas untuk melanjutkan pendidikan postdoktoral di universitas-universitas bertaraf internasional yang ada di negara tersebut. Prof. Aminuddin Syam, Ketua Program Studi Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Unhas, menyampaikan harapan agar kerja sama antara Unhas dan Qatar dapat diperluas. Salah satu usulan adalah pengembangan program kerja sama di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang relevan dengan kebutuhan sektor industri dan kesehatan di Qatar. “Kerja sama yang lebih spesifik seperti program alumni K3 dapat menjadi langkah strategis dalam mempererat hubungan antara Unhas dan Qatar,” ujar Prof. Aminuddin. Menanamkan Pentingnya Diplomasi dan Jaringan Internasional Selain wawasan kesehatan dan pendidikan, kunjungan ini juga memberi pengalaman nyata tentang pentingnya diplomasi dan jaringan internasional. Prof. Sukri menyebutkan bahwa diskusi dengan Duta Besar Ridwan Hassan memberikan “kuliah langsung” tentang bagaimana diplomasi dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Mahasiswa belajar bahwa keterbukaan terhadap kerja sama internasional, seperti yang dilakukan Qatar, adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Dampak Positif Kunjungan Bagi Mahasiswa Kunjungan ini memberikan dampak besar bagi mahasiswa doktoral FKM Unhas, antara lain: Meningkatkan Hubungan Indonesia-Qatar Kunjungan ini menandai langkah penting dalam mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Qatar. Mahasiswa dan akademisi Indonesia diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif di bidang pendidikan dan kesehatan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Duta Besar Ridwan Hassan menyampaikan harapannya agar kerja sama antara kedua negara dapat terus berkembang. “Kami berharap hubungan antara Indonesia dan Qatar semakin erat, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan. Semoga kunjungan ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih besar di masa depan,” ujar Ridwan Hassan. Penutup dengan Penuh Harapan Kunjungan ke KBRI Qatar menjadi momen berharga yang memberikan wawasan, inspirasi, dan peluang baru bagi delegasi Program Studi Doktor FKM Unhas. Para mahasiswa dan profesor pendamping berharap kunjungan ini dapat membuka jalan bagi kerja sama strategis yang memberikan manfaat nyata bagi kedua negara. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama, menandai kenangan indah dari kunjungan pertama FKM Unhas ke Qatar. Dengan semangat kolaborasi internasional, FKM Unhas terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan kesehatan masyarakat di tingkat global.

Unhas dan UPM Kolaborasi: Mahasiswa FKM Asah Keterampilan di Laboratorium Modern

Selangor, Malaysia – 21 November 2024 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) mendapatkan pengalaman berharga melalui partisipasi dalam kegiatan laboratorium di Fakulti Perubatan dan Sains Kesihatan, Universiti Putra Malaysia (UPM). Kegiatan ini melibatkan sepuluh mahasiswa: A. Aulia Mukarrama, Alya Putri Sangker, Hadela Pratiwi S., Muh. Faiz Syafrillah, Amira Fatiha Ahmad, Angela Indriani Ekaputri, A. Medinasari Diva Amaska Putri, Yusron Afdal Mahdy, Siti Haliza Amelia Moeis, dan Faradilla Taufik Nala. Program ini merupakan salah satu langkah strategis FKM Unhas dalam memperkuat kompetensi mahasiswa melalui kolaborasi internasional. Dalam kunjungan ini, mahasiswa terlibat dalam dua sesi laboratorium dengan fokus pada kesehatan lingkungan dan analisis pangan, memberikan kesempatan untuk memahami dan mempraktikkan aplikasi ilmu kesehatan masyarakat secara langsung. Sesi 1: Pemantauan dan Analisis dalam Kesehatan Lingkungan Sesi pertama berlangsung di Makmal Kesihatan Persekitaran, di mana mahasiswa diajarkan teknik ekstraksi bahan makanan untuk analisis lebih lanjut. Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan tentang metode analisis pangan yang relevan untuk menjamin keamanan dan kualitas bahan makanan. Setiap kelompok mahasiswa bekerja dengan berbagai jenis sampel makanan, seperti: Langkah awal melibatkan penggunaan mortar dan alu untuk menghancurkan sampel menjadi partikel kecil. Setelah proses penghancuran, sampel dilarutkan menggunakan etanol, memungkinkan ekstraksi komponen penting yang akan dianalisis lebih lanjut. Proses ini memberikan pemahaman mendalam tentang pengelolaan pangan yang sehat dan aman, mendukung Sustainable Development Goal (SDG) 3, yakni menjamin kesehatan dan kesejahteraan yang baik. Sesi 2: Analisis Kualitas Udara Sesi kedua dilakukan di Makmal Kesihatan Komuniti & Pencemaran Udara, dengan fokus pada pengukuran kualitas udara, khususnya kadar gas seperti: Mahasiswa menggunakan alat pemantauan gas canggih untuk mengukur kualitas udara di beberapa lokasi, termasuk: Setiap kelompok melakukan pengukuran setiap 30 detik selama 10 menit di masing-masing lokasi, menghasilkan data yang akurat mengenai tingkat polusi udara. Data ini memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan kampus dan bagaimana udara yang tercemar dapat berdampak pada kesehatan manusia. Hasil dari sesi ini berkontribusi pada SDG 13 (Aksi terhadap Perubahan Iklim), dengan memberikan data penting untuk mitigasi polusi udara sebagai salah satu faktor utama perubahan iklim. Selain itu, sesi ini juga menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan yang lebih baik, mendukung efisiensi sumber daya sesuai dengan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Integrasi Pembelajaran dengan SDGs Kegiatan laboratorium ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga menanamkan kesadaran tentang relevansi ilmu kesehatan masyarakat dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Berikut adalah kontribusi spesifik dari dua sesi tersebut: Pentingnya Kolaborasi Internasional Kegiatan ini mencerminkan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam memperkuat kompetensi mahasiswa dan mendukung pendidikan berbasis global. Dengan pengalaman langsung di laboratorium UPM, mahasiswa FKM Unhas tidak hanya memperluas wawasan mereka tetapi juga meningkatkan kemampuan untuk berkontribusi pada pengembangan kesehatan masyarakat di tingkat lokal maupun global. Pengalaman ini juga sejalan dengan visi FKM Unhas untuk mencetak lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat modern. Selain itu, program ini memperkuat hubungan antara FKM Unhas dan UPM, membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Manfaat bagi Mahasiswa Harapan untuk Masa Depan Kegiatan laboratorium ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat kolaborasi antara FKM Unhas dan UPM. Dengan sinergi antara kedua institusi, diharapkan akan lahir lebih banyak program inovatif yang berkontribusi pada pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, mahasiswa yang terlibat diharapkan menjadi agen perubahan di masyarakat, menggunakan ilmu dan pengalaman mereka untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Penutup Pengalaman mahasiswa FKM Unhas di laboratorium UPM menunjukkan pentingnya pendekatan praktis dalam pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan fokus pada analisis pangan dan kualitas udara, program ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga menghubungkan pembelajaran dengan upaya global dalam mencapai SDGs. Kolaborasi ini menjadi contoh bagaimana institusi pendidikan dapat bekerja sama untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar, membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Kolaborasi FKM Unhas dan Australian National University (ANU) Bahas Pola Penyebaran Tuberkulosis dan Diabetes di Indonesia

Makassar, 11 November 2024 – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) baru-baru ini menggelar kuliah tamu yang berfokus pada isu kesehatan krusial di Indonesia, yaitu Tuberkulosis (TB) dan Diabetes Melitus (DM). Dengan tema “Unraveling The Spatial Patterns of Tuberculosis and Diabetes Mellitus in Indonesia,” acara ini membahas pola penyebaran kedua penyakit tersebut di Indonesia dan tantangan komorbiditas TB-DM yang dihadapi dalam pengendalian kesehatan masyarakat. Kuliah tamu ini menghadirkan dua pembicara utama: Dr. Matthew Kelly dari Australian National University (ANU) dan Indra Dwinata, MPH, yang juga merupakan Ketua Departemen Epidemiologi FKM Unhas. Bertempat di Ruang Prof. Nur Nasry Noor K225, acara ini dihadiri oleh lebih dari seratus peserta, baik mahasiswa maupun dosen, yang hadir secara langsung maupun virtual. Kolaborasi Riset Internasional: FKM Unhas dan ANU Kuliah tamu ini merupakan bagian dari diseminasi riset kolaboratif antara FKM Unhas dan Australian National University melalui program Future Research Talent (FRT). Program ini bertujuan memperdalam pemahaman epidemiologi dengan mempelajari pola penyebaran TB dan DM di Indonesia serta membuka peluang kolaborasi riset internasional untuk mendukung pengembangan strategi pengendalian penyakit yang lebih efektif. Dalam sambutannya, Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, menekankan pentingnya kuliah tamu ini karena prevalensi TB dan DM di Indonesia masih tinggi. “Isu ini sangat penting mengingat kedua penyakit ini sering muncul bersamaan dalam satu pasien, yang membuat penanganannya menjadi semakin kompleks,” kata Prof. Sukri. Dengan meningkatnya prevalensi kasus TB dan DM di Indonesia, FKM Unhas dan ANU berharap dapat memperkuat pemahaman dan solusi untuk tantangan kesehatan tersebut. Fokus Bahasan: Tantangan Komorbiditas TB-DM Dr. Matthew Kelly dan Indra Dwinata menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menangani pasien dengan komorbiditas TB dan DM. Berdasarkan data dari Jakarta, sekitar 20% pasien TB juga menderita diabetes, sementara 12% pasien diabetes berisiko tinggi tertular TB. Kondisi ini menjadi double burden atau beban ganda yang memperumit upaya pengendalian penyakit di Indonesia, terutama bagi pasien dengan kondisi kesehatan ganda tersebut. Menurut Dr. Kelly, “Data dari berbagai daerah menunjukkan bahwa manajemen pasien yang memiliki kondisi komorbiditas TB-DM membutuhkan pendekatan khusus. Hal ini membutuhkan riset mendalam untuk merancang strategi yang efektif.” Keterkaitan antara kedua penyakit ini juga menambah kompleksitas dalam pengobatan dan membutuhkan penanganan komprehensif agar tidak memperparah kondisi kesehatan pasien. Pentingnya Pemetaan Spasial dalam Penanganan Kasus TB dan DM Dalam kuliah tamu ini, pemetaan spasial atau geospasial mendapat perhatian khusus sebagai alat penting untuk mengidentifikasi wilayah dengan prevalensi tinggi TB dan DM. Pemetaan spasial memungkinkan para peneliti untuk melihat pola penyebaran kedua penyakit secara detail dan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan kesehatan yang lebih efektif. Dengan menggunakan pemetaan spasial, pemerintah dapat menentukan daerah-daerah yang paling membutuhkan intervensi kesehatan sehingga penyebaran TB dan DM dapat ditekan secara optimal. “Pemetaan spasial membantu kita untuk tidak hanya melihat persebaran penyakit tetapi juga merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan lokal,” jelas Dr. Kelly. Teknologi pemetaan spasial juga mendukung upaya pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya kesehatan secara lebih efisien, khususnya di daerah-daerah dengan angka kasus TB dan DM yang tinggi. Menutup Kesenjangan dalam Penelitian dan Implementasi Kuliah tamu ini juga menyoroti pentingnya penelitian kohort untuk mendalami interaksi jangka panjang antara TB dan DM. Menurut para pembicara, riset kohort akan memberikan data penting mengenai pengaruh komorbiditas TB-DM terhadap resistensi obat serta memperjelas kebutuhan terapi khusus bagi pasien komorbid. Indra Dwinata mengungkapkan bahwa riset jangka panjang mengenai komorbiditas TB-DM di Indonesia sangat penting sebagai langkah awal untuk mengurangi kesenjangan yang ada dalam strategi pengendalian kedua penyakit ini. “Penelitian yang mendalam mengenai manajemen pasien komorbid TB-DM akan menjadi langkah strategis dalam memperkuat kebijakan kesehatan yang lebih responsif,” tambah Indra. Selain itu, Dr. Kelly mengusulkan skrining dua arah sebagai metode yang efektif untuk mendeteksi komorbiditas ini lebih dini. Skrining TB pada pasien diabetes dan sebaliknya, menurut Dr. Kelly, bisa mempercepat diagnosis dan memastikan penanganan lebih tepat. Pendekatan ini sangat efektif untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kasus-kasus komorbiditas yang selama ini sering kali terlambat dideteksi. Relevansi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Kuliah tamu ini sejalan dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3, yang bertujuan untuk mengakhiri epidemi TB dan menekan angka kematian dini akibat penyakit tidak menular seperti DM. Fokus terhadap pemetaan spasial dan pengendalian komorbiditas TB-DM merupakan langkah yang sejalan dengan upaya pencapaian SDG 3.3 dan SDG 3.4. Dengan strategi ini, pemerintah diharapkan dapat mengidentifikasi dan menangani daerah dengan angka kasus tinggi, serta merancang kebijakan kesehatan yang relevan dan berkelanjutan. Pendekatan pemetaan spasial ini berpotensi untuk mendukung target SDGs dengan memungkinkan adanya intervensi berbasis lokasi, yang dapat membantu mengatasi berbagai faktor risiko yang meningkatkan prevalensi kedua penyakit ini di Indonesia. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum bagi FKM Unhas dan ANU untuk berkontribusi lebih besar dalam pencapaian tujuan global tersebut. Antusiasme Mahasiswa dan Akademisi Kuliah tamu ini mendapat antusiasme yang tinggi dari kalangan mahasiswa dan dosen FKM Unhas. Banyak peserta yang merasa mendapatkan wawasan baru mengenai pentingnya pendekatan epidemiologi dalam penanganan penyakit menular dan tidak menular. “Kami berharap ada lebih banyak kolaborasi internasional yang bisa mendukung Indonesia dalam mencapai SDGs terkait kesehatan,” kata Dian Sidik Arsyad, MKM, yang bertindak sebagai moderator dalam kuliah tamu ini. Bagi mahasiswa FKM Unhas, kuliah tamu ini menjadi ajang belajar langsung dari pakar internasional, yang tidak hanya membuka wawasan baru tetapi juga memberi kesempatan untuk melihat bagaimana kolaborasi riset dapat mendukung pencapaian tujuan kesehatan yang lebih luas. Mendorong Kolaborasi Riset untuk Masa Depan Kesehatan Indonesia Melalui kegiatan ini, FKM Unhas menandai langkah penting dalam memahami dan menangani tantangan epidemiologi yang kompleks di Indonesia, khususnya dalam menangani beban penyakit ganda TB dan DM. Kolaborasi antara FKM Unhas dan ANU melalui program FRT diharapkan dapat membuka peluang riset lebih lanjut serta mengembangkan kebijakan kesehatan yang tepat sasaran untuk menjawab tantangan epidemiologi di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pola penyebaran dan interaksi TB dan DM, baik FKM Unhas maupun ANU optimis dapat mengembangkan strategi yang akan mendukung sistem kesehatan Indonesia. Melalui penelitian yang didukung oleh kolaborasi internasional, diharapkan ada langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.

FKM UNHAS Berikan Senyum Cerah untuk Siswa SDN 22 Maros, Wujudkan Indonesia Sehat!

Maros, 2 November 2024 – Dalam perayaan Dies Natalis ke-42, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) memperkuat komitmennya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program pengabdian masyarakat di SDN 22 Maros, Kelurahan Baju Bodoa. Program ini mengusung tema “Penyuluhan dan Layanan Kesehatan Gigi Gratis” yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini pada siswa sekolah dasar, terutama di wilayah Kabupaten Maros. Pentingnya Kesehatan Gigi untuk Generasi Muda Kegiatan ini melibatkan para mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) dari FKM Unhas, yang menyelenggarakan penyuluhan kesehatan gigi dengan fokus pada praktik perawatan dan kebersihan gigi bagi siswa. Para siswa juga mendapatkan layanan pemeriksaan gigi, penambalan, dan pencabutan gigi secara gratis yang dilakukan oleh dokter gigi berpengalaman sekaligus mahasiswa MARS, drg. Satriani Lamma dan drg. Vivi Karina Effendhi. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kesehatan gigi anak-anak sejak usia dini, yang diharapkan dapat mendukung kesejahteraan jangka panjang mereka. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3 yang bertujuan menjamin hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari segala usia. Dengan menyasar anak-anak sekolah dasar, FKM Unhas berusaha menanamkan kebiasaan hidup sehat yang berkelanjutan, yang sejalan dengan misi universitas dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan lebih peduli terhadap kesehatan diri. Dukungan Para Dosen FKM Unhas untuk Kesuksesan Program Program penyuluhan ini juga mendapatkan dukungan dari tiga dosen FKM Unhas yang berperan aktif sebagai pembimbing, yaitu Dr. Rini Anggraeni, SKM, M.Kes., Dr. Herlina A. Hamzah, SKM, MPH., dan Adelia Undang Sari A. Mangilep, SKM, MARS. Ketiganya tidak hanya memberikan arahan dan bimbingan teknis bagi para mahasiswa, tetapi juga memastikan kelancaran seluruh rangkaian kegiatan sehingga memberikan manfaat maksimal bagi para siswa yang hadir. Bimbingan yang diberikan oleh para dosen FKM Unhas ini menjadi aspek penting dalam keberhasilan program, sekaligus memberikan pengalaman lapangan yang berharga bagi mahasiswa dalam menjalankan pengabdian masyarakat. Partisipasi Guru dan Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Gigi Anak Selain dukungan dari tenaga medis dan akademik, kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari guru dan orang tua siswa. Banyak guru dan orang tua yang turut hadir untuk mendampingi anak-anak mereka, menciptakan suasana yang mendukung bagi anak-anak selama penyuluhan dan layanan pemeriksaan gigi berlangsung. Dukungan ini bukan hanya memberikan kenyamanan bagi siswa yang menjalani pemeriksaan, tetapi juga membantu meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya kesehatan gigi bagi anak-anak sejak dini. Ningsih, salah satu guru pendamping yang turut hadir, mengapresiasi program ini. “Program ini sangat penting dalam mendukung kesehatan gigi anak-anak dan memberikan pengetahuan kepada mereka tentang perawatan gigi yang benar. Kami berharap kegiatan ini memberikan dampak positif bagi para siswa dan masyarakat di Maros,” ujarnya. Program Penyuluhan yang Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Sebagai bagian dari Dies Natalis ke-42, program pengabdian masyarakat ini tidak hanya memiliki tujuan lokal tetapi juga mendukung pencapaian SDG 3, yaitu “menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan di segala usia.” Melalui edukasi tentang kebersihan gigi dan pemeriksaan kesehatan gratis, program ini memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan masyarakat, terutama dalam hal menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak. Di sisi lain, kegiatan ini juga mendukung peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dasar, seperti yang dicita-citakan dalam SDG 3. Upaya ini menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa anak-anak, sebagai generasi penerus bangsa, mendapatkan layanan kesehatan berkualitas yang mungkin tidak selalu mudah diakses oleh masyarakat. Mengajarkan Kebiasaan Sehat Sejak Dini untuk Masa Depan yang Lebih Baik Melalui kegiatan penyuluhan ini, para siswa diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi sebagai bagian dari kebiasaan hidup sehat. Penyuluhan ini tidak hanya menekankan pada perawatan sehari-hari seperti menyikat gigi dengan benar, tetapi juga memperkenalkan mereka pada pentingnya memeriksakan gigi secara rutin. Para dokter gigi dan mahasiswa MARS yang hadir memberikan panduan praktis mengenai cara membersihkan gigi yang baik, memilih makanan yang ramah untuk kesehatan gigi, serta memahami efek buruk dari kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan manis berlebihan. Selain itu, pemeriksaan gigi secara langsung oleh dokter gigi menjadi pengalaman berharga bagi para siswa, terutama mereka yang belum pernah memeriksakan gigi secara profesional sebelumnya. Dengan pemeriksaan dan penambalan gigi yang dilakukan, mereka belajar tentang manfaat dari merawat gigi yang sakit sejak dini untuk mencegah masalah yang lebih besar di masa mendatang. Peningkatan Kesehatan Gigi Anak Melalui Pendekatan Kolaboratif Kegiatan ini menunjukkan pendekatan kolaboratif antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat yang bersatu untuk mencapai tujuan kesehatan bersama. Peran aktif para mahasiswa MARS tidak hanya sebagai tenaga pendidik, tetapi juga sebagai tenaga medis profesional dalam memberikan layanan kesehatan langsung kepada siswa. Melalui kolaborasi ini, FKM Unhas berharap program serupa dapat berlanjut dan bahkan berkembang di masa depan, dengan tujuan melibatkan lebih banyak siswa dan memperluas jangkauan edukasi kesehatan. FKM Unhas berencana untuk terus mengembangkan kegiatan pengabdian masyarakat semacam ini dalam mendukung kesehatan masyarakat. Keberhasilan kegiatan ini menunjukkan pentingnya melibatkan berbagai pihak, baik dari institusi pendidikan, tenaga medis, maupun masyarakat sendiri, dalam menciptakan dampak positif bagi kesehatan masyarakat. Dampak Positif Program Pengabdian Masyarakat FKM Unhas untuk Kabupaten Maros Dengan suksesnya penyuluhan ini, FKM Unhas berharap bisa menjadi contoh bagi institusi pendidikan lain dalam melaksanakan pengabdian masyarakat yang berdampak nyata. Melalui program yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, FKM Unhas bertekad untuk terus berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama di wilayah Kabupaten Maros yang menjadi target kegiatan kali ini. FKM Unhas juga menargetkan bahwa program serupa akan lebih banyak diadakan di masa mendatang, tidak hanya di Maros tetapi juga di wilayah lain yang membutuhkan layanan kesehatan dasar bagi anak-anak. Dengan semakin banyak anak yang mendapatkan layanan kesehatan gigi sejak dini, diharapkan masyarakat Indonesia ke depannya akan lebih sehat dan memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi.

FKM Unhas Edukasi Ibu Rumah Tangga Maros tentang Keamanan Kemasan Makanan

Maros, 2 November 2024 – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-42, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas), khususnya Departemen Ilmu Gizi, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Edukasi Keamanan Kemasan Makanan.” Bertempat di Kantor Desa Majannang, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, acara ini berfokus pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang keamanan penggunaan kemasan makanan, khususnya bagi para ibu rumah tangga. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen untuk berbagi ilmu, namun juga bentuk nyata komitmen FKM Unhas untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui edukasi yang berkelanjutan. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 2 November 2024 ini dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga Desa Majannang, yang menjadi sasaran utama dalam peningkatan pemahaman keamanan pangan. Edukasi Keamanan Kemasan Makanan untuk Lindungi Keluarga Kemasan makanan, terutama berbahan plastik, sering kali digunakan untuk menyimpan makanan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak semua jenis plastik aman, terutama jika digunakan untuk makanan panas atau secara berulang. Melalui kegiatan ini, FKM Unhas mengajak para peserta untuk lebih bijak dalam memilih kemasan makanan yang aman dengan memahami kode-kode pada kemasan plastik yang sering dijumpai. Melalui pemahaman yang benar mengenai kode pada kemasan plastik, masyarakat dapat menghindari risiko kontaminasi bahan kimia berbahaya yang dapat berdampak negatif pada kesehatan keluarga. FKM Unhas berharap ibu-ibu yang hadir bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi agen perubahan bagi keluarga dan lingkungannya. Dukungan Positif dari Pemerintah Desa Majannang Kegiatan edukasi ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Majannang. Kepala Desa Majannang menyampaikan apresiasi kepada FKM Unhas yang berinisiatif memberikan edukasi tentang keamanan kemasan makanan. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran ibu-ibu rumah tangga akan pentingnya memilih bahan kemasan yang tepat untuk menjaga kesehatan keluarga. “Kami sangat berterima kasih atas edukasi yang diberikan oleh FKM Unhas. Kami berharap para ibu rumah tangga kini dapat lebih selektif dalam memilih kemasan makanan yang aman, sehingga kesehatan keluarga lebih terjamin,” ujar Kepala Desa Majannang. Meningkatkan Kesadaran Akan Pentingnya Bahan Kemasan Makanan yang Aman Penggunaan plastik sebagai kemasan makanan memang sangat praktis, namun sering kali kurang dipahami bahwa tidak semua plastik aman digunakan. Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa kode-kode tertentu pada kemasan plastik menunjukkan jenis plastik yang aman atau tidak untuk makanan. FKM Unhas melalui kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi lengkap tentang jenis-jenis plastik yang bisa digunakan untuk makanan, terutama bagi makanan panas dan penyimpanan jangka panjang. Para peserta diberikan penjelasan mengenai risiko penggunaan kemasan makanan yang tidak sesuai standar. Di samping itu, tim juga memberikan tips tentang cara menjaga kebersihan wadah makanan dan pentingnya melakukan pengecekan ulang setiap kali menggunakan kembali kemasan plastik. Antusiasme Peserta dalam Menerima Edukasi Keamanan Kemasan Makanan Para peserta yang hadir terlihat sangat antusias dengan edukasi ini. Banyak dari mereka yang baru menyadari bahwa pemakaian plastik tertentu bisa berdampak pada kesehatan jika digunakan secara tidak tepat. Salah satu peserta, Sagirah, menyatakan bahwa ia mendapatkan pengetahuan baru terkait kemasan makanan dari kegiatan ini. “Saya baru tahu kalau tidak semua plastik aman untuk makanan, terutama makanan panas atau yang sering disimpan lama. Informasi ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari menggunakan plastik,” ujarnya. FKM Unhas: Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Edukasi Keamanan Pangan Kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi FKM Unhas untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Edukasi tentang keamanan kemasan makanan tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada pola konsumsi yang bertanggung jawab. Dr. dr. Anna Khuzaimah, M.Kes, selaku penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa edukasi ini sangat relevan untuk mendukung dua poin utama dalam SDGs, yakni: Komitmen FKM Unhas untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat FKM Unhas menyadari bahwa keamanan pangan adalah isu yang penting bagi kesehatan jangka panjang masyarakat. Melalui kegiatan ini, FKM Unhas berharap masyarakat, terutama ibu rumah tangga, dapat menjadi lebih waspada dalam memilih kemasan makanan yang aman serta menerapkan tips kebersihan yang disarankan. Langkah kecil dalam memilih kemasan makanan yang tepat ini diharapkan dapat memberikan dampak besar pada kesehatan keluarga. Menurut Dr. Anna, selain memberikan edukasi tentang keamanan kemasan, tim FKM Unhas juga membagikan informasi tentang cara merawat dan membersihkan kemasan makanan yang benar. Harapannya, masyarakat Desa Majannang dapat menerapkan kebiasaan sehat dalam penggunaan kemasan makanan yang aman dalam jangka panjang. Peningkatan Kesadaran Keamanan Pangan di Masyarakat sebagai Target Jangka Panjang FKM Unhas berharap kegiatan pengabdian seperti ini dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai keamanan pangan dan pola konsumsi yang sehat. Kegiatan seperti ini juga menjadi salah satu langkah nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui edukasi yang konsisten, FKM Unhas berharap masyarakat dapat semakin memahami pentingnya menjaga kesehatan keluarga dengan memilih kemasan makanan yang tepat dan aman. Dr. Anna juga menyampaikan bahwa FKM Unhas berencana untuk terus melaksanakan kegiatan serupa di berbagai wilayah dengan sasaran kelompok masyarakat yang lebih luas. Selain di Maros, program pengabdian ini diharapkan dapat menyentuh masyarakat di daerah lain dengan tantangan yang serupa. Kesehatan Keluarga Dimulai dari Kemasan Makanan yang Aman Dengan pemahaman yang baik tentang keamanan kemasan, masyarakat diharapkan bisa lebih selektif dalam memilih wadah makanan. Penting bagi setiap keluarga untuk mengetahui kode-kode pada kemasan plastik dan efek dari penggunaannya, agar terhindar dari potensi risiko kesehatan. Pilihan kemasan yang tepat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan keluarga, tetapi juga mendukung pola konsumsi yang ramah lingkungan. FKM Unhas juga menegaskan bahwa melalui kegiatan ini, mereka berupaya mendorong para ibu rumah tangga untuk mengambil peran aktif dalam menjaga kesehatan keluarga melalui pengelolaan pangan yang lebih baik.

FKM Unhas Gelar Rangkaian Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Maros Baru, Wujudkan Indonesia Sehat 2045

Maros, 2 November 2024 – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-42, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) sukses menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang berlangsung di Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros. Selama dua hari, yaitu pada 1-2 November 2024, FKM Unhas menggerakkan seluruh program studi dan departemennya untuk berkontribusi nyata kepada masyarakat. Mengusung tema “Konektivitas Transformasi Kesehatan dan Budaya Menuju Indonesia Emas 2045,” PkM ini menjadi ajang FKM Unhas untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi FKM Unhas untuk Pembangunan Berkelanjutan Rangkaian PkM FKM Unhas ini berfokus pada kontribusi aktif dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan melibatkan lebih dari 250 partisipan, termasuk 40 dosen, 35 tenaga kependidikan, dan 170 mahasiswa, kegiatan ini menjadi wujud nyata dari peran FKM Unhas dalam mendukung pembangunan sosial, kesehatan, dan lingkungan. Para peserta bahu-membahu menjalankan berbagai kegiatan pelayanan untuk masyarakat dengan total 24 aktivitas pengabdian. Lebih dari 800 warga setempat menjadi penerima manfaat dari layanan kesehatan gratis dan beragam aktivitas pengembangan kapasitas. FKM Unhas berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk terus memperkuat peran pendidikan tinggi dalam menjawab kebutuhan masyarakat melalui pendekatan yang inovatif dan holistik. Program Pengabdian yang Beragam dan Inklusif Rangkaian kegiatan pengabdian ini mencakup sejumlah program edukasi, pelatihan, dan layanan kesehatan, yang berfokus pada kebutuhan langsung masyarakat. Berikut beberapa program unggulan yang dilakukan selama PkM ini: Selain itu, kegiatan ini juga mencakup pembagian sembako dan paket bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian sosial dari FKM Unhas. Sambutan Positif dari Pemerintah dan Masyarakat Setempat Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari Camat Maros Baru yang menyatakan apresiasinya atas kepedulian FKM Unhas terhadap kesejahteraan masyarakat. “Kami sangat senang dan berterima kasih kepada FKM Unhas atas berbagai program yang bermanfaat ini. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut di masa mendatang,” ungkapnya. Dalam sambutannya, Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D, menegaskan bahwa kegiatan PkM ini adalah wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Maros Baru dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” tuturnya. Dukungan Terhadap Pencapaian SDGs Kegiatan PkM FKM Unhas sejalan dengan beberapa poin dalam SDGs, antara lain: Dengan adanya kegiatan ini, FKM Unhas memperkuat peran perguruan tinggi dalam mencapai tujuan global SDGs dengan cara yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi lembaga pendidikan tinggi lainnya untuk turut berperan aktif dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Harapan ke Depan untuk Program Pengabdian Masyarakat Melalui program PkM yang semakin berkembang, FKM Unhas bercita-cita untuk terus memperluas jangkauan dan kualitas pelayanannya. Kegiatan yang berlangsung di Kecamatan Maros Baru ini merupakan salah satu dari banyak upaya yang dilakukan FKM Unhas untuk berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, terutama dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Diharapkan, dengan kolaborasi yang baik antara pihak universitas dan pemerintah daerah, kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkala dan menjangkau lebih banyak daerah lain. Prof. Sukri menegaskan komitmen FKM Unhas dalam pengembangan masyarakat melalui program-program yang relevan dan berkelanjutan. Peningkatan Kapasitas Masyarakat sebagai Agen Perubahan Salah satu hal penting dalam kegiatan ini adalah melibatkan masyarakat lokal sebagai mitra aktif dalam setiap program. Misalnya, melalui pelatihan komunikasi bagi kader posyandu dan edukasi PHBS di sekolah-sekolah, FKM Unhas berharap dapat membangun kesadaran masyarakat untuk menjadi agen perubahan di lingkungan mereka masing-masing. Dengan demikian, transformasi menuju kehidupan yang lebih sehat dan berkelanjutan dapat tercapai lebih cepat dan merata. Menuju Indonesia Emas 2045 dengan Konektivitas Kesehatan dan Budaya Tema “Konektivitas Transformasi Kesehatan dan Budaya Menuju Indonesia Emas 2045” yang diusung dalam PkM FKM Unhas ini merefleksikan harapan besar untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan peduli lingkungan. Melalui sinergi antara pendidikan, kesehatan, dan budaya, FKM Unhas berharap dapat menjadi bagian dari transformasi menuju Indonesia Emas di tahun 2045.

FKM Unhas Gelar Pelatihan Eco-Enzyme, Wujudkan Desa Borimasunggu Lebih Hijau

Maros, 2 November 2024 – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) terus berkomitmen dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program-program ramah lingkungan. Memperingati Dies Natalis FKM Unhas yang ke-43, tim pengabdian dari Departemen Kesehatan Lingkungan mengadakan pelatihan pembuatan eco-enzyme bagi warga Desa Borimasunggu, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengolah limbah rumah tangga dengan cara yang lebih ramah lingkungan, sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terutama di bidang kesehatan dan sanitasi. Eco-Enzyme: Solusi Pengelolaan Limbah yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Pelatihan ini difokuskan pada pembuatan eco-enzyme, yaitu cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran dan buah-buahan. Eco-enzyme dapat digunakan sebagai pembersih alami rumah tangga yang ramah lingkungan. Limbah organik rumah tangga seringkali menjadi sumber pencemaran, sehingga inovasi seperti eco-enzyme dapat membantu mengurangi volume sampah dan dampak negatifnya pada lingkungan. Dengan pemanfaatan eco-enzyme, masyarakat dapat mengubah sisa dapur yang biasanya dibuang menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Meningkatkan Kesadaran dan Keterampilan Warga dalam Pengelolaan Sampah Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh empat dosen pendamping, sepuluh mahasiswa, Kepala Desa Borimasunggu, serta dua puluh ibu rumah tangga setempat. Basir, SKM, M.Sc., salah satu dosen pendamping, menekankan pentingnya pelatihan ini untuk memperkenalkan konsep pengelolaan limbah domestik yang efektif. Menurutnya, pelatihan ini memberi kesempatan bagi para ibu rumah tangga untuk belajar cara memanfaatkan sisa dapur menjadi sesuatu yang berguna. “Pelatihan eco-enzyme diharapkan dapat meningkatkan keterampilan warga, khususnya ibu-ibu rumah tangga, dalam mengelola sampah dapur. Eco-enzyme tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat menggantikan sebagian kebutuhan rumah tangga secara alami dan lebih sehat. Kami berharap manfaat eco-enzyme ini dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Borimasunggu,” ujar Dr. Agus Bintara Birawida, Koordinator Tim Pengabdian Masyarakat. Proses Pelatihan: Meningkatkan Pemahaman dengan Pendekatan Teori dan Praktik Pelatihan dimulai dengan pre-test untuk menilai pemahaman awal peserta tentang pengelolaan sampah dan eco-enzyme. Setelah itu, peserta diberi materi teori tentang manfaat dan fungsi eco-enzyme. Bagian inti dari pelatihan ini adalah sesi praktik pembuatan eco-enzyme, di mana peserta diajak membuat cairan eco-enzyme menggunakan sisa-sisa sayuran dan buah-buahan. Sebagai penutup, dilakukan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta setelah pelatihan. Kegiatan ini disambut antusias oleh warga Desa Borimasunggu. Syamsul Rijal, Kepala Desa, menyampaikan apresiasi atas kedatangan tim FKM Unhas yang membawa ilmu baru kepada warganya. “Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa dan dosen FKM Unhas yang memberikan pelatihan eco-enzyme kepada ibu-ibu di desa kami. Semoga ilmu yang diberikan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sampah dapur tidak hanya menjadi limbah tetapi bisa bernilai ekonomis,” ujar Syamsul. Manfaat Eco-Enzyme bagi Kesehatan dan Lingkungan Eco-enzyme memiliki banyak manfaat lingkungan dan kesehatan. Cairan ini dapat digunakan sebagai pembersih alami yang membantu mengurangi polusi udara, tanah, dan air akibat limbah domestik. Dengan eco-enzyme, rumah tangga dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dalam produk pembersih, sehingga membantu meminimalkan pencemaran air dan ekosistem. Selain itu, eco-enzyme juga berperan penting dalam menurunkan emisi gas berbahaya yang dihasilkan dari sampah organik yang terurai. Dengan berkurangnya emisi, kualitas udara menjadi lebih baik, mendukung SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik) dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Eco-enzyme juga membantu menjaga kualitas air karena kandungan alaminya mampu meminimalkan pencemaran dari limbah rumah tangga, sesuai dengan tujuan SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak). Penerapan Eco-Enzyme dalam Kehidupan Sehari-Hari Eco-enzyme merupakan solusi praktis untuk membersihkan rumah tanpa bahan kimia, sehingga lebih aman bagi kesehatan dan lingkungan. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam penggunaan eco-enzyme, antara lain: Dengan penerapan ini, masyarakat dapat merasakan manfaat eco-enzyme sebagai produk ramah lingkungan yang menggantikan kebutuhan rumah tangga sehari-hari, sekaligus mendukung kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Dampak Positif bagi Lingkungan dan Kehidupan Masyarakat Penggunaan eco-enzyme secara konsisten dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Eco-enzyme berkontribusi pada pengurangan sampah organik yang jika tidak diolah akan menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi kualitas udara. Dengan berkurangnya emisi gas metana, kualitas udara akan semakin membaik, mendukung masyarakat untuk hidup lebih sehat di lingkungan yang bersih. Selain itu, eco-enzyme juga membantu menjaga kebersihan saluran air karena tidak mengandung zat kimia berbahaya. Hal ini sangat mendukung tercapainya tujuan SDG 6, yaitu menyediakan air bersih dan sanitasi layak bagi masyarakat. Dengan menggunakan eco-enzyme sebagai alternatif pembersih, masyarakat dapat membantu menjaga ekosistem air dan memastikan air yang lebih aman untuk dikonsumsi. Harapan dan Langkah Ke Depan Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Borimasunggu untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan sadar akan pentingnya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab. Tim pengabdian FKM Unhas berharap bahwa pengetahuan yang telah disampaikan dapat diimplementasikan secara berkelanjutan oleh warga. Diharapkan pula, kegiatan ini dapat menginspirasi desa lain untuk mengadopsi eco-enzyme sebagai salah satu metode pengelolaan limbah yang efisien dan ramah lingkungan. “Kami berharap pelatihan ini bisa menjadi awal perubahan besar dalam pengelolaan limbah rumah tangga di desa ini. Semoga langkah kecil ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk menerapkan pola hidup yang lebih ramah lingkungan,” ujar Dr. Agus Bintara Birawida. Menuju Kehidupan yang Lebih Sehat dan Berkelanjutan Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam pelatihan seperti ini, FKM Unhas berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Selain memperingati Dies Natalis, pelatihan eco-enzyme ini juga merupakan wujud nyata dari kontribusi universitas dalam mendukung SDGs dan membentuk masyarakat yang lebih sadar lingkungan. Kesadaran akan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab dan berkelanjutan merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara luas. FKM Unhas berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan secara rutin dan lebih luas lagi, agar manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya oleh warga desa Borimasunggu, tetapi juga oleh masyarakat di wilayah lain.

HIMAPID FKM Unhas Gelar Edukasi TB dan Skrining PTM, Siap Sambut TCYSPH 2024

Makassar, 27 Oktober 2024 – Himpunan Mahasiswa Epidemiologi (HIMAPID) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil menggelar kegiatan edukasi mengenai penyakit Tuberkulosis (TB) dan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) sebagai bagian dari persiapan TB Care Youth Summit on Public Health (TCYSPH) Unhas 2024. Kegiatan edukasi dan skrining ini berlangsung di dua lokasi, yakni Car Free Day (CFD) Unhas dan Asrama Mahasiswa Unhas (Ramsis) mulai pukul 6 pagi hingga 11 siang, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat serta mahasiswa mengenai pentingnya pencegahan dan penanganan dini TB serta PTM. Program ini terselenggara berkat kolaborasi antara HIMAPID FKM Unhas dengan Stop TB Partnership Indonesia, menunjukkan komitmen FKM Unhas dalam mendukung gerakan global melawan TB dan deteksi dini PTM di Indonesia. Antusiasme Masyarakat di Car Free Day UnhasKegiatan di CFD Unhas dipadati oleh puluhan pengunjung yang memanfaatkan layanan skrining gratis yang disediakan oleh HIMAPID FKM Unhas. Pemeriksaan kesehatan meliputi skrining tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi dan pemeriksaan gula darah guna mengetahui risiko Diabetes Mellitus. Skrining ini sangat bermanfaat bagi pengunjung yang ingin mengetahui status kesehatannya secara langsung. Acara ini semakin meriah dengan adanya Senam Jingle TB, yaitu kegiatan olahraga yang diiringi dengan musik dan pesan kesehatan mengenai TB. Senam ini dirancang agar masyarakat tidak hanya mendapatkan edukasi, tetapi juga dapat menikmati kegiatan olahraga yang menyehatkan tubuh. Banyak peserta dari berbagai kalangan usia terlibat aktif dalam kegiatan senam ini, menciptakan suasana yang positif sekaligus mendukung misi HIMAPID untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya pencegahan TB melalui gaya hidup sehat. Edukasi TB untuk Mahasiswa di Asrama Unhas (Ramsis)Selain CFD, kegiatan edukasi mengenai TB juga dilakukan di Ramsis untuk mahasiswa yang tinggal di asrama Unhas. Edukasi ini difokuskan pada pencegahan TB di lingkungan padat penduduk seperti asrama. Para penghuni asrama sangat antusias mengikuti edukasi ini, mengingat pentingnya kesadaran akan bahaya TB dan cara pencegahannya. HIMAPID menyampaikan informasi praktis tentang gejala awal TB, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan agar mahasiswa dapat menjaga kesehatan mereka dengan lebih baik dan terhindar dari penyakit ini. Komitmen HIMAPID FKM Unhas dalam Eliminasi TB dan PTMArbi Ahmadi, Ketua HIMAPID FKM Unhas sekaligus Project Officer dari kegiatan ini, menjelaskan bahwa program edukasi ini merupakan bentuk kepedulian HIMAPID FKM Unhas terhadap eliminasi TB dan deteksi dini PTM. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi “beban tiga penyakit” atau triple burden disease, di mana TB masih menjadi penyakit menular utama di negara ini, menempatkan Indonesia pada peringkat kedua tertinggi di dunia setelah India. “Seperti yang kita tahu, Indonesia saat ini mengalami triple burden disease, dengan TB sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah utama. Posisi kita bahkan menduduki peringkat kedua dunia setelah India,” ungkap Arbi. Ia juga menambahkan bahwa pola hidup masyarakat yang semakin berubah turut menyebabkan peningkatan kasus PTM, seperti hipertensi dan diabetes, terutama di kalangan anak muda. Transisi ini disebut sebagai Transisi Epidemiologi, yaitu pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. HIMAPID berharap melalui program edukasi ini, generasi muda semakin sadar akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan baik untuk TB maupun PTM. Rangkaian Kegiatan Roadshow menuju TB Care Youth Summit on Public Health (TCYSPH) 2024Kegiatan edukasi TB dan skrining PTM ini merupakan salah satu agenda dalam Roadshow to TCYSPH Unhas 2024 yang akan berlangsung sepanjang Oktober hingga November 2024. Agenda lainnya termasuk survei mini untuk mengetahui pengetahuan dasar, stigma, dan diskriminasi seputar TB di kalangan masyarakat. HIMAPID juga menyelenggarakan TB Talk melalui Instagram Live, Edu TB Podcast, serta kompetisi esai bertema TB Care Youth. Seluruh kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, terutama generasi muda, terhadap bahaya TB dan pentingnya pencegahan PTM. Puncak acara dari rangkaian kegiatan ini adalah konferensi TB Care Youth Summit on Public Health yang akan diadakan pada akhir November 2024. Konferensi ini akan melibatkan mahasiswa Unhas serta mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia untuk bersama-sama merumuskan rekomendasi kebijakan terkait Program Kampus Sehat dengan fokus pada isu TB. Deklarasi yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi landasan untuk memperkuat upaya eliminasi TB di kalangan generasi muda dan di lingkungan kampus. Dukungan Stop TB Partnership Indonesia dalam Pengendalian TB di IndonesiaKerjasama HIMAPID FKM Unhas dengan Stop TB Partnership Indonesia dalam kegiatan ini merupakan langkah nyata untuk mendukung program nasional dalam penanggulangan TB. Stop TB Partnership Indonesia berperan penting dalam kampanye pencegahan dan eliminasi TB, serta berupaya melibatkan kalangan muda agar lebih aktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian TB. Melalui kegiatan edukasi dan skrining PTM yang diselenggarakan HIMAPID, diharapkan generasi muda tidak hanya memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap TB tetapi juga terlibat langsung dalam upaya pencegahan. HIMAPID berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara rutin dan lebih meluas, sehingga dapat memperkuat kesehatan masyarakat melalui pendekatan yang berbasis komunitas dan pendidikan kesehatan. Meningkatkan Kepedulian Terhadap Kesehatan Masyarakat di Lingkungan KampusDengan adanya kegiatan edukasi TB dan skrining PTM ini, HIMAPID FKM Unhas menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan kesadaran akan kesehatan masyarakat di lingkungan kampus dan masyarakat luas. Upaya ini sejalan dengan misi Unhas untuk menciptakan kampus yang sehat dan berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat di Indonesia. HIMAPID berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi organisasi mahasiswa lainnya dalam mendukung kesehatan masyarakat.

FKM Unhas Jalin Kerja Sama Internasional dengan Soon Chunhyang University

Makassar, 25 Oktober 2024 – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) semakin memperkokoh posisinya di dunia internasional melalui penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Faculty of Natural Science di Soon Chunhyang University (SCU), Korea Selatan. MoU yang ditandatangani pada Jumat, 25 Oktober 2024, ini merupakan langkah penting bagi FKM Unhas untuk mewujudkan visinya sebagai universitas kelas dunia, yang bukan hanya unggul di tingkat nasional tetapi juga memiliki kontribusi di jejaring internasional. Misi Internasionalisasi FKM Unhas Kerjasama ini bertujuan memperkuat hubungan akademik antara FKM Unhas dan SCU, mencakup berbagai bidang seperti penelitian bersama, pertukaran mahasiswa dan dosen, serta program pengembangan akademik yang berkelanjutan. Dengan menandatangani MoU ini, FKM Unhas menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengembangan sumber daya manusia. Langkah ini sejalan dengan visi FKM Unhas untuk menjadikan Unhas sebagai universitas yang tidak hanya berdaya saing di dalam negeri tetapi juga di dunia internasional. Delegasi FKM Unhas dan Harapan Kolaborasi Global Dalam pertemuan bersejarah ini, FKM Unhas mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, MSc.PH, Ph.D, yang juga Dekan FKM Unhas. Ia didampingi oleh Dr. Wahiduddin, SKM, M.Kes, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, serta Dr. Hasnawati Amqam, SKM., M.Sc, Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat FKM Unhas. Dalam sambutannya, Prof. Sukri Palutturi menyampaikan harapannya agar kerjasama ini dapat membuka berbagai peluang untuk aktivitas internasional yang strategis dan memberi manfaat yang signifikan, tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi dosen dan lingkungan akademik secara keseluruhan. “MoU ini membuka banyak peluang bagi FKM Unhas untuk terlibat dalam kolaborasi internasional yang bermanfaat, baik di bidang pendidikan maupun penelitian. Kami berharap kerja sama ini dapat meningkatkan wawasan global mahasiswa dan dosen, serta memperkuat reputasi Unhas di kancah internasional,” kata Prof. Sukri Palutturi. Manfaat Kerja Sama bagi Mahasiswa dan Dosen Program-program yang direncanakan dalam MoU ini diharapkan dapat memperkaya pengalaman dan pengetahuan global mahasiswa FKM Unhas. Dengan adanya pertukaran mahasiswa, mereka memiliki kesempatan untuk belajar di luar negeri, mempelajari perspektif baru dalam bidang kesehatan masyarakat, dan terlibat langsung dalam lingkungan internasional. Program pertukaran dosen juga akan membuka jalan bagi para pengajar untuk berkolaborasi dalam penelitian global dan berbagi wawasan mengenai kesehatan masyarakat dengan rekan-rekan mereka di SCU. Kerjasama ini juga membawa manfaat signifikan dalam bidang penelitian. Kolaborasi riset antara FKM Unhas dan SCU akan memfasilitasi penelitian yang dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat, baik di Indonesia maupun di Korea Selatan. Pertukaran pengetahuan dan data antara kedua institusi akan memperkuat kapasitas riset dan membuka jalan bagi inovasi yang relevan untuk masalah-masalah kesehatan masyarakat global. Sambutan Hangat dari Soon Chunhyang University Dalam pertemuan yang diadakan di kampus SCU di Asan, Korea Selatan, delegasi FKM Unhas disambut hangat oleh pihak SCU. Hadir dalam acara tersebut, Prof. Kwang Soo Lee, Dekan Faculty of Natural Science SCU, didampingi oleh profesor dari Departemen Environmental Health Science yaitu Prof. Jeongim Park, Prof. Jong Twe Lee, dan Prof. Kang-Ke Lee. Selain itu, perwakilan dari Kantor Internasional SCU, Ms. Lee, juga turut hadir untuk membahas mekanisme kerjasama internasional antara kedua universitas. Pihak SCU sangat antusias dengan MoU ini dan berharap dapat melakukan berbagai kegiatan kolaboratif yang dapat memperkuat perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kesehatan masyarakat dan ilmu lingkungan. Dekan Faculty of Natural Science, Prof. Kwang Soo Lee, menyatakan bahwa kerjasama ini merupakan langkah positif yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi kedua institusi. “Kami sangat menyambut baik kerja sama dengan FKM Unhas ini. Semoga kerjasama ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu kesehatan masyarakat di kedua negara, dan membawa dampak positif bagi masyarakat luas,” ujar Prof. Kwang Soo Lee. Kolaborasi dalam Riset Kesehatan dan Lingkungan Usai acara penandatanganan MoU, delegasi FKM Unhas diajak berkeliling kampus SCU untuk melihat berbagai fasilitas yang tersedia, khususnya di Faculty of Natural Science. Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi delegasi untuk memahami lebih dalam lingkungan akademik di SCU dan menjajaki peluang kerjasama lebih lanjut. Delegasi juga melakukan diskusi dengan grup riset di bawah pimpinan Prof. Seongjim Park, seorang ahli dalam bidang ilmu lingkungan, yang berfokus pada isu-isu kesehatan lingkungan dan perubahan iklim. Diskusi dengan grup riset Prof. Seongjim Park membuka peluang bagi kolaborasi dalam penelitian yang relevan dengan masalah-masalah kesehatan dan lingkungan. FKM Unhas melihat peluang besar untuk melakukan riset bersama yang dapat memberikan solusi terhadap isu-isu kesehatan global, terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan perubahan iklim. Kolaborasi ini juga akan memperkuat kapasitas penelitian di kedua universitas, sekaligus mendukung misi FKM Unhas dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Fokus pada Peningkatan Reputasi Internasional FKM Unhas Langkah FKM Unhas untuk menjalin kerjasama dengan SCU adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan reputasi internasional Unhas. MoU ini juga sejalan dengan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang mendorong universitas-universitas di Indonesia untuk memperluas jejaring internasional mereka dan terlibat aktif dalam kolaborasi lintas negara. Dengan memperluas kerjasama dengan universitas-universitas di luar negeri, FKM Unhas tidak hanya memperluas cakrawala akademik bagi mahasiswa dan dosen tetapi juga berkontribusi pada penguatan daya saing pendidikan tinggi di Indonesia. Universitas yang memiliki jejaring internasional yang kuat memiliki keunggulan dalam menawarkan program-program yang relevan dengan kebutuhan global serta menyediakan mahasiswa dengan peluang yang lebih luas untuk berkembang. Komitmen FKM Unhas Menuju Universitas Kelas Dunia Kerjasama ini merupakan salah satu langkah nyata FKM Unhas untuk terus berkembang menuju universitas berstandar internasional. Melalui kolaborasi dengan SCU, FKM Unhas berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman akademik yang berkelas dunia bagi mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas akademika. Kerjasama ini juga menunjukkan bahwa FKM Unhas tidak hanya berfokus pada pengembangan internal tetapi juga ingin memberi dampak positif dalam skala global. Sebagai institusi pendidikan tinggi, FKM Unhas memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat kualitas akademik dan reputasinya. Dengan adanya MoU ini, FKM Unhas menunjukkan komitmen untuk membangun kerjasama yang strategis dan berkelanjutan, yang dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian di kampus. Kolaborasi internasional ini juga diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa untuk mengikuti program-program pertukaran internasional dan meningkatkan pemahaman lintas budaya. Penutup: Awal dari Hubungan Strategis dan Masa Depan yang Cerah MoU antara FKM Unhas dan SCU ini adalah awal dari hubungan strategis yang diharapkan akan menghasilkan berbagai inovasi

Mahasiswa FKM Unhas Luncurkan Program Pemilahan Sampah, Dukung Sejumlah SDGs dan Wujudkan Kampus Hijau

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) terus memperkuat posisinya sebagai pelopor kampus hijau di Makassar. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah melalui program pemilahan sampah yang digagas oleh mahasiswa dalam mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan. Program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan FKM Unhas untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan menciptakan kampus yang lebih bersih dan berkelanjutan. Pada Jumat, 18 Oktober 2024, program ini secara resmi diluncurkan dan disambut dengan antusias oleh mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas akademika. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus dan mendukung pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab. Langkah ini menjadi bukti komitmen FKM Unhas dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 11, 12, dan 13. Wakil Dekan Mengapresiasi Inisiatif Mahasiswa Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKM Unhas, Dr. Wahiduddin SKM., M.Kes., dalam sambutannya mengapresiasi tinggi semangat mahasiswa dalam mewujudkan program ini. Menurutnya, inisiatif pemilahan sampah yang dipelopori oleh mahasiswa bukan hanya memberikan dampak langsung bagi lingkungan kampus, tetapi juga berpotensi menginspirasi generasi muda dalam menciptakan perubahan positif. “Saya sangat bangga melihat semangat mahasiswa FKM dalam mewujudkan kampus yang lebih bersih dan berkelanjutan. Program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan kampus, tetapi juga menjadi contoh nyata bagi generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan,” ujar Dr. Wahiduddin. Sejalan dengan SDGs: Menuju Kampus yang Berkelanjutan Program pemilahan sampah ini sejalan dengan SDGs 11 yang bertujuan untuk menciptakan kota dan permukiman yang berkelanjutan, SDGs 12 yang mendukung konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta SDGs 13 yang mendorong aksi nyata untuk mengatasi perubahan iklim. FKM Unhas memahami bahwa masalah pengelolaan sampah merupakan tantangan besar yang memerlukan perhatian serius, terutama dalam konteks perubahan iklim global dan kerusakan lingkungan. Dengan mengurangi produksi sampah, khususnya sampah plastik, FKM Unhas berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran seluruh civitas akademika tentang pentingnya menjaga lingkungan. Sejarah Pengurangan Plastik di FKM Unhas Pemilahan sampah bukanlah langkah pertama FKM Unhas dalam upaya menjaga lingkungan. Pada tahun 2023, Departemen Kesehatan Lingkungan bersama Forum Komunikasi Kesehatan Lingkungan (Forkom KL) FKM Unhas telah memulai gerakan Zero Botol Plastik, yang mengajak seluruh civitas akademika untuk meninggalkan penggunaan botol plastik sekali pakai dan beralih menggunakan tumbler atau gelas kaca. Gerakan ini dimulai melalui berbagai seminar dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan Lingkungan dan Forkom KL. Pada setiap acara yang mereka gelar, penggunaan botol plastik telah digantikan dengan tumbler dan gelas kaca sebagai langkah awal untuk mengurangi sampah plastik. Hal ini dilakukan sebagai wujud nyata komitmen FKM Unhas dalam menekan jumlah timbulan sampah plastik yang kerap menjadi masalah besar dalam pengelolaan lingkungan. Mekanisme Pemilahan dan Pengelolaan Sampah di FKM Unhas Dalam pelaksanaan program pemilahan sampah, mahasiswa berperan aktif dalam mengelola sampah di lingkungan kampus. Sampah-sampah yang telah dipilah dikumpulkan di titik-titik yang telah disediakan dan kemudian diangkut oleh armada viar dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar (DLHK Makassar) untuk diolah lebih lanjut di Bank Sampah Universitas Hasanuddin. Program ini tidak hanya mendorong mahasiswa untuk lebih bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan, tetapi juga mengajarkan pentingnya memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sampah yang dipilah antara lain sampah organik, anorganik, dan limbah berbahaya. Pemahaman akan pentingnya pemilahan sampah sejak dini ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai dampak lingkungan dari limbah yang tidak dikelola dengan baik. Kolaborasi yang Membangun: FKM Unhas, Bank Sampah, dan DLHK Makassar Salah satu kunci keberhasilan dari program pemilahan sampah ini adalah kerjasama yang erat antara FKM Unhas, Bank Sampah Universitas Hasanuddin, dan DLHK Makassar. Kolaborasi ini memungkinkan program berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk para dosen dan mahasiswa yang terlibat aktif dalam pelaksanaan. Bapak Saharuddin Ridwan, SS, MM, selaku Dewan Pengawas Asosiasi Bank Sampah, mengapresiasi inisiatif ini dan berharap program serupa dapat diterapkan di berbagai institusi lainnya. Pada acara peluncuran, beliau juga memberikan materi singkat terkait pentingnya pengolahan sampah dan pemilahan yang benar. Menurutnya, pemilahan sampah yang dilakukan dengan baik dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan memungkinkan lebih banyak sampah yang didaur ulang. Dalam sambutannya, Bapak Saharuddin menekankan bahwa program seperti ini sangat penting dalam mendorong budaya peduli lingkungan di kalangan mahasiswa. “Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, termasuk institusi pendidikan. Kami berharap program ini menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih besar dalam pengelolaan sampah di kampus-kampus lain,” kata Saharuddin. FKM Unhas: Kampus yang Peduli Lingkungan Dengan adanya program pemilahan sampah, FKM Unhas semakin menegaskan posisinya sebagai kampus yang peduli lingkungan. Upaya-upaya ini sejalan dengan misi FKM Unhas dalam menciptakan lingkungan kampus yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan. Selain program pemilahan sampah dan gerakan Zero Botol Plastik, FKM Unhas juga telah melaksanakan berbagai kegiatan dan seminar terkait lingkungan. Mahasiswa dan dosen FKM Unhas secara aktif terlibat dalam berbagai inisiatif lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya memberikan dampak langsung bagi lingkungan kampus, tetapi juga bagi masyarakat luas, mengingat pentingnya peran pendidikan dalam menciptakan generasi yang peduli terhadap lingkungan. Dampak Positif Bagi Lingkungan Kampus dan Masyarakat Sekitar Implementasi program pemilahan sampah dan pengurangan plastik di FKM Unhas tidak hanya memberikan dampak bagi lingkungan kampus, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dapat menyebar luas di kalangan mahasiswa dan dosen, yang kemudian diharapkan dapat menjadi agen perubahan di masyarakat. Langkah-langkah kecil seperti pemilahan sampah dan pengurangan penggunaan plastik dapat memberikan dampak yang signifikan jika dilakukan secara konsisten dan masif. FKM Unhas berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup. Melalui program ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan semakin meningkat, baik di kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum. Menuju Kampus Berkelanjutan yang Hijau dan Bersih Inisiatif pemilahan sampah yang digagas oleh mahasiswa FKM Unhas merupakan langkah konkret menuju kampus berkelanjutan. Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk Bank Sampah Universitas Hasanuddin dan DLHK Makassar, program ini berhasil menciptakan perubahan positif dalam pengelolaan sampah di lingkungan kampus. Selain itu, gerakan Zero Botol Plastik yang telah dimulai