Staff Exchange Program: FKM Unhas dan UPM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Kesehatan
Malaysia – 24 November 2024 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) melaksanakan kunjungan akademik ke Fakultas Perubatan dan Sains Kesihatan Universitas Putra Malaysia (UPM). Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mempererat kolaborasi akademik, penelitian, dan pertukaran pengetahuan antara kedua institusi dalam bidang kesehatan masyarakat. Kegiatan ini melibatkan tiga dosen FKM Unhas, yaitu Dr. Hasnawati Amqam, Dr. Erniwati Ibrahim, dan Adelia Undang Sari, MARS, bersama sepuluh mahasiswa Kelas Internasional Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat. Kunjungan tersebut dirancang sebagai kelanjutan dari program staff exchange yang telah dimulai sejak September 2024, dan menindaklanjuti Memorandum of Agreement (MoA) antara FKM Unhas dan UPM. Mendorong Kolaborasi Akademik Internasional Dalam kunjungan ini, para dosen FKM Unhas berdiskusi dengan para akademisi UPM mengenai peluang kolaborasi lanjutan, mencakup: Kegiatan ini sekaligus memberikan kesempatan bagi dosen FKM Unhas untuk mengajar di UPM. Dalam sesi perkuliahan, mereka berbagi wawasan tentang isu-isu kesehatan masyarakat yang relevan dengan tantangan global, mendukung upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4 (pendidikan berkualitas) dan SDG 17 (kemitraan untuk tujuan). Pengalaman Mahasiswa dalam Lingkungan Akademik Kelas Dunia Sepuluh mahasiswa Kelas Internasional FKM Unhas mendapatkan kesempatan emas untuk mengikuti perkuliahan di UPM. Selama sesi pembelajaran, mereka terlibat dalam diskusi interaktif tentang berbagai topik, termasuk: Pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan mahasiswa mengenai sistem pendidikan tinggi kelas dunia tetapi juga memperkuat kompetensi mereka dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat global. Kunjungan ke Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz Shah Sebagai bagian dari program, rombongan FKM Unhas juga mengunjungi Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz Shah, fasilitas kesehatan unggulan UPM. Di rumah sakit ini, mereka mendiskusikan peluang kerja sama antara rumah sakit dan Program Studi S2 Manajemen Rumah Sakit FKM Unhas. Rumah sakit ini dikenal sebagai pusat rujukan kesehatan dengan teknologi mutakhir, menawarkan berbagai layanan yang dapat menjadi referensi bagi pengembangan sistem kesehatan di Indonesia. Dalam kunjungan tersebut, para dosen dan mahasiswa belajar tentang integrasi antara pendidikan, penelitian, dan layanan kesehatan, yang mendukung pencapaian SDG 3 (kesehatan dan kesejahteraan). Prof. Sukri, Dekan FKM Unhas, menekankan pentingnya kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan. “Integrasi pendidikan dan layanan kesehatan adalah kunci untuk menciptakan sistem kesehatan yang berkelanjutan,” ujar Prof. Sukri. Mendukung SDGs Melalui Kolaborasi Internasional Kolaborasi antara FKM Unhas dan UPM menjadi contoh nyata bagaimana institusi pendidikan dapat berkontribusi pada pencapaian SDGs. Berikut kontribusi spesifik dari program ini: Masa Depan Kemitraan FKM Unhas dan UPM Prof. Sukri berharap program ini menjadi pijakan untuk kolaborasi jangka panjang antara FKM Unhas dan UPM. “Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat hubungan antara dua institusi, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi di bidang kesehatan masyarakat yang dapat memberikan dampak positif secara regional dan global,” ungkapnya. Kedua institusi merencanakan kegiatan lanjutan, termasuk program magang, pertukaran penelitian, dan pelatihan bersama untuk mahasiswa dan dosen. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan institusi dalam menghadapi isu-isu kesehatan masyarakat yang semakin kompleks. Pengalaman Berharga untuk Generasi Mendatang Program kunjungan ini memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dan dosen yang terlibat. Mahasiswa memperoleh wawasan baru tentang sistem pendidikan internasional dan mendapatkan pengalaman langsung yang memperkaya perspektif akademik mereka. Sementara itu, dosen mendapatkan kesempatan untuk berbagi dan memperluas pengetahuan mereka melalui interaksi dengan rekan-rekan sejawat di UPM. Melalui program ini, FKM Unhas terus menunjukkan komitmennya untuk menjadi institusi pendidikan terkemuka yang berkontribusi pada pengembangan kesehatan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Penutup Kunjungan akademik FKM Unhas ke UPM adalah langkah strategis dalam memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan dan penelitian. Dengan fokus pada inovasi dan kolaborasi, program ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target SDGs dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara global. Langkah-langkah seperti ini membuktikan bahwa kolaborasi internasional adalah kunci untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat di masa depan. FKM Unhas dan UPM telah membuka jalan menuju kemitraan yang lebih erat, membangun generasi profesional kesehatan yang siap berkontribusi pada dunia.
Kampus Bergerak Lawan TB: Seminar Nasional Sukses Ajak Mahasiswa Peduli
Makassar – 16 November 2024 Himpunan Mahasiswa Epidemiologi (HIMAPID) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Optimalisasi Peran Kampus Sehat dalam Meningkatkan Awareness dan Menurunkan Stigma serta Diskriminasi terhadap TB di Lingkungan Kampus”. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Roadshow to TB Care Youth Summit on Public Health (TCYSPH) yang didukung oleh Stop TB Partnership Indonesia. Seminar yang berlangsung di Baruga Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, S.H., Fakultas Hukum Unhas, mengupas isu Tuberkulosis (TB) dari berbagai sudut pandang, menghadirkan pembicara ahli dari akademisi, komunitas, hingga pemerintah. Acara ini dirancang untuk memberikan wawasan strategis kepada mahasiswa dan peserta lain tentang pentingnya peran kampus dalam pengendalian TB. Diskusi Mendalam dengan Beragam Perspektif Sesi panel diskusi menjadi pusat perhatian dalam seminar ini, menghadirkan pembicara-pembicara yang berkompeten di bidangnya: Kebijakan Pemerintah Provinsi dalam Pengendalian TB Sebagai pembicara kunci, Dr. dr. H. M. Ishaq Iskandar, M.Kes., MM, MH, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, memberikan gambaran kebijakan pemerintah pusat dan provinsi terkait pengendalian TB. Dalam paparannya, ia menyoroti bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban TB tertinggi di dunia, sehingga diperlukan pendekatan komprehensif untuk mencapai target eliminasi TB pada tahun 2030. “Kolaborasi multisektor sangat diperlukan. Kampus sebagai pusat pendidikan memiliki peran penting dalam edukasi dan penelitian terkait TB,” ujar Dr. Ishaq. Seminar Hybrid dengan Partisipasi Luas Seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, praktisi kesehatan, dan masyarakat umum. Kegiatan berlangsung secara hybrid, memungkinkan lebih banyak peserta dari berbagai daerah untuk turut berpartisipasi secara daring. Diskusi interaktif di akhir sesi menjadi momen bagi peserta untuk berbagi pandangan dan bertanya langsung kepada narasumber. Isu-isu strategis, seperti deteksi dini, kebijakan kesehatan kampus, dan peran mahasiswa dalam edukasi TB, menjadi topik diskusi yang hangat. Layanan Kesehatan Gratis untuk Mendukung Gaya Hidup Sehat Selain sesi seminar, kegiatan ini juga menghadirkan layanan skrining kesehatan gratis bagi peserta. Layanan ini mencakup pemeriksaan gula darah, tekanan darah, kolesterol, serta pengukuran tinggi dan berat badan. Inisiatif ini bertujuan mendukung gaya hidup sehat di kalangan mahasiswa, sekaligus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan penyakit menular seperti TB. Menghubungkan Kampus dengan Target Eliminasi TB Seminar ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang TB, tidak hanya sebagai penyakit menular tetapi juga sebagai isu sosial yang memerlukan perhatian serius. HIMAPID menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, komunitas, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan bebas stigma. Poin Penting dari Seminar: Mendukung Pencapaian SDGs Seminar ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3: Good Health and Well-Being. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat kampus tentang TB, kegiatan ini juga mendorong implementasi kebijakan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan. Kontribusi terhadap SDGs: Dampak Jangka Panjang Seminar Nasional ini menjadi langkah awal HIMAPID dan FKM Unhas untuk memperluas upaya pencegahan dan pengendalian TB di tingkat lokal maupun nasional. Dengan mengedepankan pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi multisektor, seminar ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan inklusif. HIMAPID berencana melanjutkan program-program edukasi serupa, termasuk menggandeng lebih banyak pihak untuk mendukung upaya eliminasi TB di Indonesia. Penutup Melalui seminar ini, HIMAPID berhasil menunjukkan bagaimana peran kampus dapat dioptimalkan dalam mendukung pengendalian TB. Dengan kombinasi edukasi, kebijakan inklusif, dan kolaborasi lintas sektor, stigma dan diskriminasi terhadap TB dapat dihapuskan, menciptakan kampus yang lebih sehat dan mendukung kesejahteraan semua mahasiswa. Langkah-langkah seperti ini menunjukkan komitmen nyata HIMAPID dan FKM Unhas dalam mendukung eliminasi TB, sekaligus mendukung pencapaian target kesehatan global.
TB Care Youth Summit 2024: Meningkatkan Kesadaran dan Menghapus Stigma Tuberkulosis di Lingkungan Kampus
Makassar – 16 November 2024 Himpunan Mahasiswa Epidemiologi (HIMAPID) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) sukses menggelar Seminar Nasional TB Care Youth Summit on Public Health. Seminar ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran kampus dalam meningkatkan kesadaran dan mengurangi stigma serta diskriminasi terhadap tuberkulosis (TB) di lingkungan perguruan tinggi. Bertempat di Baruga Baharuddin Lopa, Universitas Hasanuddin, acara ini menjadi momen penting bagi mahasiswa, akademisi, dan pegiat kesehatan untuk berdiskusi tentang solusi TB di era modern. Fokus Utama: Menghapus Stigma dan Diskriminasi Seminar ini menghadirkan Dr. Wahiduddin, SKM, M.Kes., Ketua Tim Pokja Kampus Sehat FKM Unhas, sebagai pembicara utama. Dalam pemaparannya, Dr. Wahiduddin menegaskan bahwa TB merupakan penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan. Namun, stigma dan diskriminasi terhadap pengidap TB masih menjadi tantangan besar, khususnya di lingkungan kampus. “Kita harus menghapus stigma dan diskriminasi terhadap mahasiswa yang terdiagnosis TB. Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan inklusif,” ujar Dr. Wahiduddin, yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKM Unhas. Ia menambahkan bahwa langkah strategis untuk mengurangi stigma adalah melalui edukasi berbasis fakta bahwa tidak semua jenis TB menular. Selain itu, kebijakan anti-diskriminasi dan dukungan psikososial bagi mahasiswa dengan TB perlu diimplementasikan. Pemahaman Dasar tentang Tuberkulosis Dalam sesi presentasi, Dr. Wahiduddin menjelaskan bahwa TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun umumnya menyerang paru-paru, bakteri ini juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Jika tidak ditangani, TB dapat berakibat fatal. Data global menunjukkan bahwa TB masih menjadi masalah kesehatan serius. Pada tahun lalu, sebanyak 10,8 juta orang terinfeksi TB, dan 1,25 juta di antaranya meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 46% kasus terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. “Yang lebih memprihatinkan, tren TB justru meningkat pada kelompok usia produktif, termasuk mahasiswa. Ini menjadi tantangan besar yang harus diatasi bersama,” jelas Dr. Wahiduddin. Peran Strategis Kampus dalam Penanganan TB Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung upaya pencegahan dan pengendalian TB. Menurut Dr. Wahiduddin, kampus dapat menjadi pusat edukasi, inovasi penelitian, dan pengabdian masyarakat terkait TB. Program Kampus Sehat sebagai Model Salah satu inisiatif unggulan yang diangkat dalam seminar ini adalah Program Kampus Sehat. Program ini bertujuan untuk menyediakan layanan kesehatan terintegrasi bagi mahasiswa, termasuk pencegahan dan penanganan penyakit menular seperti TB. “Program Kampus Sehat dapat menjadi contoh nyata bagaimana layanan kesehatan di kampus dapat diintegrasikan untuk mendukung kesehatan mahasiswa, baik fisik maupun mental,” jelas Dr. Wahiduddin. Membuka Ruang Diskusi untuk Solusi Seminar ini berhasil menjadi ruang diskusi produktif bagi berbagai pihak. Mahasiswa, akademisi, dan pegiat kesehatan masyarakat saling bertukar pandangan dan pengalaman mengenai upaya menciptakan lingkungan kampus yang bebas stigma. Beberapa poin diskusi yang menjadi sorotan: Menghubungkan Seminar dengan Pencapaian SDGs Acara ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Good Health and Well-Being. Seminar ini tidak hanya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan TB, tetapi juga mendukung terciptanya layanan kesehatan yang inklusif dan berbasis komunitas di lingkungan kampus. Kontribusi Seminar terhadap SDGs: Dampak Jangka Panjang Seminar Nasional TB Care Youth Summit tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan tetapi juga memotivasi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam upaya pengendalian TB. HIMAPID berencana melanjutkan kegiatan serupa dengan cakupan yang lebih luas, melibatkan universitas lain, dan bekerja sama dengan organisasi kesehatan nasional maupun internasional. Dengan mengedepankan kolaborasi, HIMAPID dan FKM Unhas berharap dapat menciptakan lingkungan kampus yang sehat, inklusif, dan mendukung pengembangan mahasiswa secara holistik. Penutup Seminar ini menekankan bahwa mengatasi TB bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga komunitas kampus sebagai agen perubahan. Dengan edukasi, kebijakan inklusif, dan dukungan kolektif, stigma terhadap TB dapat dihapuskan, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan setara bagi semua mahasiswa. Melalui acara seperti TB Care Youth Summit, HIMAPID dan FKM Unhas terus memperkuat peran perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat global, sekaligus mendukung pencapaian SDGs di Indonesia.
Dosen Unhas Buka Peluang Kolaborasi Global di Bidang Gizi, Kunjungi Universitas Ternama di Thailand
Bangkok – 14 November 2024 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) kembali menunjukkan komitmen internasionalnya dengan mengirimkan dua dosen dari Departemen Ilmu Gizi, Rahayu Indriasari, SKM, MPHCN, Ph.D., dan Dr. Nurzakiah, SKM, MKM, untuk berpartisipasi dalam 2nd Southeast Asia Public Health Nutrition Conference (SEA PHN). Acara prestisius ini berlangsung pada 11-13 November 2024 di Arnoma Grand, Bangkok, Thailand, dengan tema yang menyoroti pentingnya kesehatan dan nutrisi dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs). Kontribusi Melalui Presentasi Penelitian Kedua dosen FKM Unhas tampil sebagai oral presenter dalam konferensi ini, memaparkan hasil riset yang relevan dengan SDG 3: Good Health and Well-Being. Penelitian yang dipresentasikan mencakup berbagai inovasi dan pendekatan dalam bidang gizi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi mereka dalam SEA PHN tidak hanya meningkatkan visibilitas Unhas di kancah internasional, tetapi juga membuka peluang kerja sama dengan institusi lainnya di Asia Tenggara. Kunjungan ke Halal Science Centre, Chulalongkorn University Setelah konferensi, pada 14 November 2024, kedua dosen melanjutkan agenda akademik dengan mengunjungi Halal Science Centre di Chulalongkorn University. Kunjungan ini diterima langsung oleh Acharee Suksuwan, Ph.D., yang memberikan gambaran komprehensif mengenai program riset dan pelatihan halal yang dikelola oleh pusat riset ini. Fasilitas Unggulan yang Dikunjungi: “Kami berharap kolaborasi dengan Halal Science Centre ini dapat membuka jalan bagi riset bersama dalam bidang gizi halal yang bermanfaat bagi masyarakat global,” ungkap Dr. Nurzakiah. Mengunjungi Department of Nutrition and Dietetics, Chulalongkorn University Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Department of Nutrition and Dietetics, Fakultas Ilmu Kesehatan Sekutu Chulalongkorn University. Rombongan FKM Unhas disambut hangat oleh tim akademik yang dipimpin oleh Professor Dr. Sirichai Adisakwattana, Assoc. Prof. Suwimol Sapwarobol, Ph.D., dan Assistant Professor Praew Chantarasinlapin, Ph.D. Sorotan Kunjungan: Langkah Awal Menuju Kolaborasi Internasional Kunjungan ini merupakan bagian dari langkah strategis Departemen Ilmu Gizi FKM Unhas dalam memperluas jaringan kerja sama internasional. Chulalongkorn University, yang menduduki peringkat 229 dalam QS World University Rankings, dianggap sebagai mitra potensial untuk mengembangkan pendidikan dan penelitian bersama. “Kolaborasi dengan universitas berkelas dunia seperti Chulalongkorn University adalah peluang besar untuk meningkatkan kualitas akademik dan kontribusi kami dalam bidang gizi dan kesehatan masyarakat,” ujar Rahayu Indriasari, SKM, MPHCN, Ph.D. Dampak untuk Pencapaian SDGs Konferensi SEA PHN dan kunjungan akademik ini sejalan dengan visi global untuk mendukung SDG 3 (Good Health and Well-Being) dan SDG 4 (Quality Education). Inisiatif ini tidak hanya memperkuat pendidikan berkualitas di FKM Unhas tetapi juga mendorong penelitian yang berdampak pada kesehatan masyarakat di Asia Tenggara. Kontribusi Utama: Harapan untuk Masa Depan Kolaborasi awal ini diharapkan menjadi landasan bagi kemitraan jangka panjang antara FKM Unhas dan Chulalongkorn University. Dengan memanfaatkan keahlian dan fasilitas dari kedua institusi, banyak peluang baru di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang dapat digarap bersama. Melalui inisiatif ini, FKM Unhas terus mempertegas perannya sebagai institusi pendidikan yang berkontribusi secara signifikan dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat global. Partisipasi aktif dalam kegiatan internasional seperti ini tidak hanya meningkatkan reputasi Unhas tetapi juga memperkaya pengalaman akademik bagi para dosen dan mahasiswa. Dengan visi kolaboratif yang kuat, masa depan kerja sama antara FKM Unhas dan Chulalongkorn University tampak sangat menjanjikan.
Mengupas Hubungan E-Sports dan Kesehatan: Perspektif Baru dari General Lecture FKM Unhas
Makassar – 12 November 2024 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dengan menyelenggarakan General Lecture bertajuk E-Sports and Health Care. Acara yang berlangsung pada Selasa, 12 November 2024, ini menghadirkan pakar kesehatan masyarakat internasional, Prof. Hideyuki Kanda, M.D., M.P.H., Ph.D., dari Okayama University, Jepang. Melalui diskusi mendalam, Prof. Hideyuki membahas dampak E-Sports terhadap kesehatan fisik dan mental, sebuah topik yang sangat relevan di era digital ini. Kegiatan ini dilangsungkan secara luring di Ruang Prof. Nur Nasry Noor, K-225 FKM Unhas, dan juga disiarkan secara daring melalui Zoom untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Sambutan dari Dekan FKM Unhas Acara dibuka oleh Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., yang menyampaikan apresiasinya terhadap tema yang diangkat. Menurutnya, E-Sports tidak hanya menjadi tren global, tetapi juga menimbulkan tantangan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus. “Perkembangan E-Sports membawa tantangan baru dalam kesehatan masyarakat. Sebagai akademisi, kita perlu memahami dampaknya agar dapat memberikan solusi yang relevan,” ujar Prof. Sukri dalam sambutannya. Dampak E-Sports pada Kesehatan Fisik Dalam presentasinya, Prof. Hideyuki menyoroti berbagai dampak E-Sports terhadap kesehatan fisik. Aktivitas ini, meskipun memberikan peluang kompetitif dan hiburan, memiliki risiko yang cukup serius jika dilakukan secara berlebihan. “E-Sports memang menghibur, tetapi pemain harus sadar akan risiko kesehatan yang ditimbulkan. Pola hidup sehat tetap menjadi prioritas,” kata Prof. Hideyuki. Dampak pada Kesehatan Mental Selain kesehatan fisik, Prof. Hideyuki juga mengangkat isu kesehatan mental terkait E-Sports. Dalam beberapa kasus, aktivitas ini dapat memicu gangguan mental seperti: Diskusi Interaktif dan Antusiasme Mahasiswa Diskusi ini dipandu oleh Basir, S.KM., M.Sc., dosen dari Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unhas. Basir memandu jalannya sesi dengan dinamis, memastikan peserta mendapatkan wawasan mendalam tentang topik ini. Para mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan menarik yang diajukan adalah bagaimana mengelola risiko kesehatan dalam E-Sports. Menjawab hal ini, Prof. Hideyuki menyarankan langkah-langkah preventif seperti istirahat teratur, olahraga ringan, dan membatasi waktu bermain. Relevansi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Tema yang diangkat dalam General Lecture ini sangat selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3 (Good Health and Well-Being) yang menekankan pentingnya kesehatan di era digital. Topik seperti postur tubuh, gangguan tidur, dan gaming disorder menunjukkan perlunya pendekatan holistik untuk menjaga kesejahteraan generasi muda di tengah kemajuan teknologi. Selain itu, diskusi ini juga mendukung SDG 4 (Quality Education), dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan digital di kalangan mahasiswa. Peluang Kolaborasi Akademik Selain memberikan wawasan baru, acara ini juga membuka peluang kerja sama akademik di tingkat internasional. Prof. Hideyuki mengundang mahasiswa FKM Unhas yang tertarik untuk melanjutkan studi di bidang kesehatan masyarakat di Okayama University. “Kami berharap dapat menyambut lebih banyak mahasiswa FKM Unhas di program magister atau doktoral kami. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika ada pertanyaan lebih lanjut,” ujar Prof. Hideyuki, mengakhiri sesi diskusi dengan ajakan yang inspiratif. Penutup dan Harapan Di akhir acara, Prof. Sukri menyampaikan harapannya agar mahasiswa dan dosen FKM Unhas terus mengembangkan wawasan mereka di bidang kesehatan digital. Diskusi seperti ini diharapkan menjadi langkah awal untuk penelitian lebih lanjut dan penerapan kebijakan kesehatan masyarakat yang relevan. Dengan menyelenggarakan General Lecture ini, FKM Unhas kembali menunjukkan komitmennya untuk memberikan pendidikan berkualitas sekaligus mencetak generasi yang tanggap terhadap tantangan kesehatan di era digital. Acara ini tidak hanya membahas risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh E-Sports, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan kesehatan. Partisipasi aktif mahasiswa dan dosen menjadi bukti keberhasilan acara ini sebagai platform pendidikan dan kolaborasi yang bermanfaat bagi masa depan kesehatan masyarakat.
FKM Unhas Bersinar di Kancah Internasional, Raih Dua Penghargaan di Konferensi APACPH ke-55
Busan, Korea Selatan – 28 Oktober 2024 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) terus memperkokoh posisinya di panggung internasional dengan menghadiri Konferensi Asia-Pacific Academic Consortium for Public Health (APACPH) ke-55 yang berlangsung pada 23-25 Oktober 2024 di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), Korea Selatan. Konferensi bergengsi ini mengusung tema “Public Health: Shifting Paradigm for Future Society and Community”, yang menyoroti pentingnya transformasi paradigma kesehatan masyarakat untuk menjawab tantangan global di masa depan. Partisipasi Aktif FKM Unhas di APACPH Delegasi FKM Unhas yang terdiri dari 26 dosen, 30 mahasiswa doktoral, 4 alumni, dan 1 mahasiswa magister dari program Field Epidemiology Training Program (FETP) menunjukkan keterlibatan aktif mereka dalam acara ini. Rombongan ini dipimpin langsung oleh Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, MSc.PH, Ph.D, yang terlibat dalam berbagai sesi diskusi strategis dan presentasi. Kehadiran delegasi yang kuat ini mencerminkan komitmen Unhas dalam meningkatkan perannya di tingkat internasional. Menurut Prof. Sukri, konferensi ini adalah platform penting untuk bertukar pengetahuan, memperluas jejaring global, dan memperkuat kontribusi FKM Unhas dalam mendukung kesehatan masyarakat dunia. “Partisipasi kami di APACPH ke-55 selaras dengan visi Unhas untuk menjadi institusi terkemuka dalam bidang kesehatan masyarakat internasional,” ujar Prof. Sukri. Penghargaan Prestisius untuk Delegasi FKM Unhas Keikutsertaan FKM Unhas dalam konferensi ini membawa hasil membanggakan dengan diraihnya dua penghargaan penting: Penghargaan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi FKM Unhas, tetapi juga mempertegas posisi mereka sebagai institusi yang mampu bersaing di kancah internasional. Pembahasan Strategis di Konferensi APACPH Konferensi APACPH ke-55 menghadirkan berbagai diskusi mendalam terkait isu-isu kesehatan global. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi: Delegasi FKM Unhas tidak hanya hadir sebagai peserta tetapi juga aktif memberikan kontribusi dalam diskusi-diskusi ini, terutama dengan menyampaikan hasil riset dan pengalaman mereka dalam mengatasi berbagai tantangan kesehatan di Indonesia. Memperluas Kolaborasi dengan Universitas Terkemuka Selain menghadiri konferensi, delegasi FKM Unhas juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menjajaki kerja sama akademik dengan dua universitas terkemuka di Korea Selatan, yaitu Seoul National University dan Soon Chunhyang University. Kunjungan ini bertujuan untuk membuka peluang kolaborasi penelitian dan pengembangan kurikulum di bidang kesehatan masyarakat. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar, seperti: Prof. Sukri menyatakan optimismenya terhadap potensi kolaborasi ini. “Kemitraan dengan universitas internasional adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas riset dan pendidikan kami. Ini akan berdampak langsung pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia,” ungkapnya. Posisi Strategis FKM Unhas dalam Kesehatan Global Dengan kehadiran yang kuat di konferensi APACPH ke-55, FKM Unhas semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu institusi kesehatan masyarakat terkemuka di Asia-Pasifik. Partisipasi aktif mereka dalam forum ini mencerminkan visi Unhas untuk tidak hanya menjadi pemain lokal, tetapi juga kontributor utama dalam solusi kesehatan global. Konferensi ini menjadi bukti nyata bahwa FKM Unhas mampu bersaing di kancah internasional melalui berbagai pencapaian, termasuk: Dampak Bagi Pengembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Kehadiran delegasi FKM Unhas di konferensi ini memiliki dampak yang signifikan, baik bagi institusi maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari konferensi ini akan menjadi bekal untuk memperkuat program-program kesehatan masyarakat di Indonesia. Selain itu, kolaborasi dengan universitas internasional akan memberikan akses ke sumber daya dan teknologi yang dapat diadaptasi untuk menjawab tantangan lokal. Penutup Konferensi APACPH ke-55 di Busan, Korea Selatan, menjadi momen penting bagi FKM Unhas untuk memperluas kontribusinya di dunia internasional. Dengan penghargaan yang diraih, keterlibatan dalam diskusi strategis, dan inisiatif untuk memperluas kerja sama akademik, FKM Unhas menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesehatan masyarakat global. Partisipasi ini bukan hanya langkah maju bagi institusi, tetapi juga bukti bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam menjawab tantangan kesehatan dunia. Melalui kolaborasi internasional yang kuat, FKM Unhas berharap dapat terus memberikan kontribusi nyata untuk kesehatan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun global.