Kunjungan Historis: Mahasiswa Doktor Unhas Belajar Diplomasi dan Kesehatan di Qatar
Doha, Qatar – November 2024 Program Studi Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) mencatat sejarah baru melalui kunjungan resmi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Doha, Qatar. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan International Conference on Public Health and Medical Science (ICPHAMS-2024), yang diikuti oleh 42 mahasiswa Doktoral FKM Unhas dari berbagai daerah di Indonesia, didampingi oleh empat profesor pendamping: Prof. Sukri Palutturi, Prof. Aminuddin Syam, Prof. Anwar Mallongi, dan Prof. Syamsiar. Kunjungan Perdana yang Bermakna Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi Program Studi Doktor FKM Unhas ke KBRI Qatar. Dalam sambutannya, Prof. Sukri Palutturi, Dekan FKM Unhas, menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak KBRI. “Ini adalah kunjungan perdana kami ke KBRI Qatar, dan kami sangat mengapresiasi kesempatan berdiskusi langsung dengan Duta Besar Republik Indonesia. Kunjungan ini memberikan pengalaman luar biasa bagi kami semua,” ujar Prof. Sukri. Kehangatan sambutan dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar, Bapak Ridwan Hassan, menambah nilai istimewa dalam kunjungan ini. Duta Besar Ridwan berbagi wawasan mendalam tentang perkembangan Qatar, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Qatar: Model Kemajuan di Bidang Pendidikan dan Kesehatan Dalam paparannya, Duta Besar Ridwan Hassan mengungkapkan bagaimana Qatar telah mencatat kemajuan pesat melalui pembangunan yang berfokus pada pendidikan dan kesehatan. Salah satu pencapaian utama adalah Education City di Doha, sebuah kawasan pendidikan bertaraf internasional yang menjadi pusat berbagai universitas terkemuka dunia. Selain itu, Qatar juga membangun fasilitas kesehatan modern seperti Rumah Sakit Olahraga dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal sekaligus menjadi model pelayanan kesehatan berkualitas tinggi. “Qatar adalah negara yang sangat terbuka terhadap kerja sama internasional. Kemajuan yang diraih negara ini tidak lepas dari regulasi dan kebijakan yang tepat,” jelas Ridwan Hassan. Diskusi Strategis dengan Fokus Kesehatan dan Pendidikan Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi antara mahasiswa doktoral FKM Unhas dan pihak KBRI. Berbagai topik strategis dibahas, termasuk isu-isu kesehatan global seperti: Dalam sesi ini, Duta Besar Ridwan Hassan menjelaskan bahwa Qatar telah mengalokasikan anggaran besar untuk sektor kesehatan, memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi bagi warganya.”Masalah kesehatan di Qatar telah tertangani dengan baik, namun kami terus berupaya meningkatkan standar pelayanan agar lebih optimal,” terang Ridwan Hassan.Mahasiswa juga mendapatkan informasi mengenai regulasi hukum yang mendukung pencegahan penyakit, kebijakan alokasi anggaran kesehatan, serta hubungan antara warga negara Qatar dan ekspatriat. Peluang Pendidikan dan Kolaborasi Internasional Salah satu poin penting dari diskusi adalah peluang pendidikan di Qatar, khususnya untuk mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan program doktoral. Ridwan Hassan mengungkapkan bahwa Qatar membuka kesempatan luas untuk melanjutkan pendidikan postdoktoral di universitas-universitas bertaraf internasional yang ada di negara tersebut. Prof. Aminuddin Syam, Ketua Program Studi Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Unhas, menyampaikan harapan agar kerja sama antara Unhas dan Qatar dapat diperluas. Salah satu usulan adalah pengembangan program kerja sama di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang relevan dengan kebutuhan sektor industri dan kesehatan di Qatar. “Kerja sama yang lebih spesifik seperti program alumni K3 dapat menjadi langkah strategis dalam mempererat hubungan antara Unhas dan Qatar,” ujar Prof. Aminuddin. Menanamkan Pentingnya Diplomasi dan Jaringan Internasional Selain wawasan kesehatan dan pendidikan, kunjungan ini juga memberi pengalaman nyata tentang pentingnya diplomasi dan jaringan internasional. Prof. Sukri menyebutkan bahwa diskusi dengan Duta Besar Ridwan Hassan memberikan “kuliah langsung” tentang bagaimana diplomasi dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Mahasiswa belajar bahwa keterbukaan terhadap kerja sama internasional, seperti yang dilakukan Qatar, adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Dampak Positif Kunjungan Bagi Mahasiswa Kunjungan ini memberikan dampak besar bagi mahasiswa doktoral FKM Unhas, antara lain: Meningkatkan Hubungan Indonesia-Qatar Kunjungan ini menandai langkah penting dalam mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Qatar. Mahasiswa dan akademisi Indonesia diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif di bidang pendidikan dan kesehatan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Duta Besar Ridwan Hassan menyampaikan harapannya agar kerja sama antara kedua negara dapat terus berkembang. “Kami berharap hubungan antara Indonesia dan Qatar semakin erat, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan. Semoga kunjungan ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih besar di masa depan,” ujar Ridwan Hassan. Penutup dengan Penuh Harapan Kunjungan ke KBRI Qatar menjadi momen berharga yang memberikan wawasan, inspirasi, dan peluang baru bagi delegasi Program Studi Doktor FKM Unhas. Para mahasiswa dan profesor pendamping berharap kunjungan ini dapat membuka jalan bagi kerja sama strategis yang memberikan manfaat nyata bagi kedua negara. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama, menandai kenangan indah dari kunjungan pertama FKM Unhas ke Qatar. Dengan semangat kolaborasi internasional, FKM Unhas terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan kesehatan masyarakat di tingkat global.
Unhas dan UPM Kolaborasi: Mahasiswa FKM Asah Keterampilan di Laboratorium Modern
Selangor, Malaysia – 21 November 2024 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) mendapatkan pengalaman berharga melalui partisipasi dalam kegiatan laboratorium di Fakulti Perubatan dan Sains Kesihatan, Universiti Putra Malaysia (UPM). Kegiatan ini melibatkan sepuluh mahasiswa: A. Aulia Mukarrama, Alya Putri Sangker, Hadela Pratiwi S., Muh. Faiz Syafrillah, Amira Fatiha Ahmad, Angela Indriani Ekaputri, A. Medinasari Diva Amaska Putri, Yusron Afdal Mahdy, Siti Haliza Amelia Moeis, dan Faradilla Taufik Nala. Program ini merupakan salah satu langkah strategis FKM Unhas dalam memperkuat kompetensi mahasiswa melalui kolaborasi internasional. Dalam kunjungan ini, mahasiswa terlibat dalam dua sesi laboratorium dengan fokus pada kesehatan lingkungan dan analisis pangan, memberikan kesempatan untuk memahami dan mempraktikkan aplikasi ilmu kesehatan masyarakat secara langsung. Sesi 1: Pemantauan dan Analisis dalam Kesehatan Lingkungan Sesi pertama berlangsung di Makmal Kesihatan Persekitaran, di mana mahasiswa diajarkan teknik ekstraksi bahan makanan untuk analisis lebih lanjut. Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan tentang metode analisis pangan yang relevan untuk menjamin keamanan dan kualitas bahan makanan. Setiap kelompok mahasiswa bekerja dengan berbagai jenis sampel makanan, seperti: Langkah awal melibatkan penggunaan mortar dan alu untuk menghancurkan sampel menjadi partikel kecil. Setelah proses penghancuran, sampel dilarutkan menggunakan etanol, memungkinkan ekstraksi komponen penting yang akan dianalisis lebih lanjut. Proses ini memberikan pemahaman mendalam tentang pengelolaan pangan yang sehat dan aman, mendukung Sustainable Development Goal (SDG) 3, yakni menjamin kesehatan dan kesejahteraan yang baik. Sesi 2: Analisis Kualitas Udara Sesi kedua dilakukan di Makmal Kesihatan Komuniti & Pencemaran Udara, dengan fokus pada pengukuran kualitas udara, khususnya kadar gas seperti: Mahasiswa menggunakan alat pemantauan gas canggih untuk mengukur kualitas udara di beberapa lokasi, termasuk: Setiap kelompok melakukan pengukuran setiap 30 detik selama 10 menit di masing-masing lokasi, menghasilkan data yang akurat mengenai tingkat polusi udara. Data ini memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan kampus dan bagaimana udara yang tercemar dapat berdampak pada kesehatan manusia. Hasil dari sesi ini berkontribusi pada SDG 13 (Aksi terhadap Perubahan Iklim), dengan memberikan data penting untuk mitigasi polusi udara sebagai salah satu faktor utama perubahan iklim. Selain itu, sesi ini juga menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan yang lebih baik, mendukung efisiensi sumber daya sesuai dengan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Integrasi Pembelajaran dengan SDGs Kegiatan laboratorium ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga menanamkan kesadaran tentang relevansi ilmu kesehatan masyarakat dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Berikut adalah kontribusi spesifik dari dua sesi tersebut: Pentingnya Kolaborasi Internasional Kegiatan ini mencerminkan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam memperkuat kompetensi mahasiswa dan mendukung pendidikan berbasis global. Dengan pengalaman langsung di laboratorium UPM, mahasiswa FKM Unhas tidak hanya memperluas wawasan mereka tetapi juga meningkatkan kemampuan untuk berkontribusi pada pengembangan kesehatan masyarakat di tingkat lokal maupun global. Pengalaman ini juga sejalan dengan visi FKM Unhas untuk mencetak lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat modern. Selain itu, program ini memperkuat hubungan antara FKM Unhas dan UPM, membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Manfaat bagi Mahasiswa Harapan untuk Masa Depan Kegiatan laboratorium ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat kolaborasi antara FKM Unhas dan UPM. Dengan sinergi antara kedua institusi, diharapkan akan lahir lebih banyak program inovatif yang berkontribusi pada pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, mahasiswa yang terlibat diharapkan menjadi agen perubahan di masyarakat, menggunakan ilmu dan pengalaman mereka untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Penutup Pengalaman mahasiswa FKM Unhas di laboratorium UPM menunjukkan pentingnya pendekatan praktis dalam pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan fokus pada analisis pangan dan kualitas udara, program ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga menghubungkan pembelajaran dengan upaya global dalam mencapai SDGs. Kolaborasi ini menjadi contoh bagaimana institusi pendidikan dapat bekerja sama untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar, membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Staff Exchange Program: FKM Unhas dan UPM Tingkatkan Kualitas Pendidikan Kesehatan
Malaysia – 24 November 2024 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) melaksanakan kunjungan akademik ke Fakultas Perubatan dan Sains Kesihatan Universitas Putra Malaysia (UPM). Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mempererat kolaborasi akademik, penelitian, dan pertukaran pengetahuan antara kedua institusi dalam bidang kesehatan masyarakat. Kegiatan ini melibatkan tiga dosen FKM Unhas, yaitu Dr. Hasnawati Amqam, Dr. Erniwati Ibrahim, dan Adelia Undang Sari, MARS, bersama sepuluh mahasiswa Kelas Internasional Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat. Kunjungan tersebut dirancang sebagai kelanjutan dari program staff exchange yang telah dimulai sejak September 2024, dan menindaklanjuti Memorandum of Agreement (MoA) antara FKM Unhas dan UPM. Mendorong Kolaborasi Akademik Internasional Dalam kunjungan ini, para dosen FKM Unhas berdiskusi dengan para akademisi UPM mengenai peluang kolaborasi lanjutan, mencakup: Kegiatan ini sekaligus memberikan kesempatan bagi dosen FKM Unhas untuk mengajar di UPM. Dalam sesi perkuliahan, mereka berbagi wawasan tentang isu-isu kesehatan masyarakat yang relevan dengan tantangan global, mendukung upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4 (pendidikan berkualitas) dan SDG 17 (kemitraan untuk tujuan). Pengalaman Mahasiswa dalam Lingkungan Akademik Kelas Dunia Sepuluh mahasiswa Kelas Internasional FKM Unhas mendapatkan kesempatan emas untuk mengikuti perkuliahan di UPM. Selama sesi pembelajaran, mereka terlibat dalam diskusi interaktif tentang berbagai topik, termasuk: Pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan mahasiswa mengenai sistem pendidikan tinggi kelas dunia tetapi juga memperkuat kompetensi mereka dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat global. Kunjungan ke Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz Shah Sebagai bagian dari program, rombongan FKM Unhas juga mengunjungi Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz Shah, fasilitas kesehatan unggulan UPM. Di rumah sakit ini, mereka mendiskusikan peluang kerja sama antara rumah sakit dan Program Studi S2 Manajemen Rumah Sakit FKM Unhas. Rumah sakit ini dikenal sebagai pusat rujukan kesehatan dengan teknologi mutakhir, menawarkan berbagai layanan yang dapat menjadi referensi bagi pengembangan sistem kesehatan di Indonesia. Dalam kunjungan tersebut, para dosen dan mahasiswa belajar tentang integrasi antara pendidikan, penelitian, dan layanan kesehatan, yang mendukung pencapaian SDG 3 (kesehatan dan kesejahteraan). Prof. Sukri, Dekan FKM Unhas, menekankan pentingnya kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan. “Integrasi pendidikan dan layanan kesehatan adalah kunci untuk menciptakan sistem kesehatan yang berkelanjutan,” ujar Prof. Sukri. Mendukung SDGs Melalui Kolaborasi Internasional Kolaborasi antara FKM Unhas dan UPM menjadi contoh nyata bagaimana institusi pendidikan dapat berkontribusi pada pencapaian SDGs. Berikut kontribusi spesifik dari program ini: Masa Depan Kemitraan FKM Unhas dan UPM Prof. Sukri berharap program ini menjadi pijakan untuk kolaborasi jangka panjang antara FKM Unhas dan UPM. “Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat hubungan antara dua institusi, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi di bidang kesehatan masyarakat yang dapat memberikan dampak positif secara regional dan global,” ungkapnya. Kedua institusi merencanakan kegiatan lanjutan, termasuk program magang, pertukaran penelitian, dan pelatihan bersama untuk mahasiswa dan dosen. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan institusi dalam menghadapi isu-isu kesehatan masyarakat yang semakin kompleks. Pengalaman Berharga untuk Generasi Mendatang Program kunjungan ini memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dan dosen yang terlibat. Mahasiswa memperoleh wawasan baru tentang sistem pendidikan internasional dan mendapatkan pengalaman langsung yang memperkaya perspektif akademik mereka. Sementara itu, dosen mendapatkan kesempatan untuk berbagi dan memperluas pengetahuan mereka melalui interaksi dengan rekan-rekan sejawat di UPM. Melalui program ini, FKM Unhas terus menunjukkan komitmennya untuk menjadi institusi pendidikan terkemuka yang berkontribusi pada pengembangan kesehatan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Penutup Kunjungan akademik FKM Unhas ke UPM adalah langkah strategis dalam memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan dan penelitian. Dengan fokus pada inovasi dan kolaborasi, program ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target SDGs dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara global. Langkah-langkah seperti ini membuktikan bahwa kolaborasi internasional adalah kunci untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat di masa depan. FKM Unhas dan UPM telah membuka jalan menuju kemitraan yang lebih erat, membangun generasi profesional kesehatan yang siap berkontribusi pada dunia.
Kampus Bergerak Lawan TB: Seminar Nasional Sukses Ajak Mahasiswa Peduli
Makassar – 16 November 2024 Himpunan Mahasiswa Epidemiologi (HIMAPID) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Optimalisasi Peran Kampus Sehat dalam Meningkatkan Awareness dan Menurunkan Stigma serta Diskriminasi terhadap TB di Lingkungan Kampus”. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Roadshow to TB Care Youth Summit on Public Health (TCYSPH) yang didukung oleh Stop TB Partnership Indonesia. Seminar yang berlangsung di Baruga Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, S.H., Fakultas Hukum Unhas, mengupas isu Tuberkulosis (TB) dari berbagai sudut pandang, menghadirkan pembicara ahli dari akademisi, komunitas, hingga pemerintah. Acara ini dirancang untuk memberikan wawasan strategis kepada mahasiswa dan peserta lain tentang pentingnya peran kampus dalam pengendalian TB. Diskusi Mendalam dengan Beragam Perspektif Sesi panel diskusi menjadi pusat perhatian dalam seminar ini, menghadirkan pembicara-pembicara yang berkompeten di bidangnya: Kebijakan Pemerintah Provinsi dalam Pengendalian TB Sebagai pembicara kunci, Dr. dr. H. M. Ishaq Iskandar, M.Kes., MM, MH, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, memberikan gambaran kebijakan pemerintah pusat dan provinsi terkait pengendalian TB. Dalam paparannya, ia menyoroti bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban TB tertinggi di dunia, sehingga diperlukan pendekatan komprehensif untuk mencapai target eliminasi TB pada tahun 2030. “Kolaborasi multisektor sangat diperlukan. Kampus sebagai pusat pendidikan memiliki peran penting dalam edukasi dan penelitian terkait TB,” ujar Dr. Ishaq. Seminar Hybrid dengan Partisipasi Luas Seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, praktisi kesehatan, dan masyarakat umum. Kegiatan berlangsung secara hybrid, memungkinkan lebih banyak peserta dari berbagai daerah untuk turut berpartisipasi secara daring. Diskusi interaktif di akhir sesi menjadi momen bagi peserta untuk berbagi pandangan dan bertanya langsung kepada narasumber. Isu-isu strategis, seperti deteksi dini, kebijakan kesehatan kampus, dan peran mahasiswa dalam edukasi TB, menjadi topik diskusi yang hangat. Layanan Kesehatan Gratis untuk Mendukung Gaya Hidup Sehat Selain sesi seminar, kegiatan ini juga menghadirkan layanan skrining kesehatan gratis bagi peserta. Layanan ini mencakup pemeriksaan gula darah, tekanan darah, kolesterol, serta pengukuran tinggi dan berat badan. Inisiatif ini bertujuan mendukung gaya hidup sehat di kalangan mahasiswa, sekaligus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan penyakit menular seperti TB. Menghubungkan Kampus dengan Target Eliminasi TB Seminar ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang TB, tidak hanya sebagai penyakit menular tetapi juga sebagai isu sosial yang memerlukan perhatian serius. HIMAPID menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, komunitas, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan bebas stigma. Poin Penting dari Seminar: Mendukung Pencapaian SDGs Seminar ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3: Good Health and Well-Being. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat kampus tentang TB, kegiatan ini juga mendorong implementasi kebijakan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan. Kontribusi terhadap SDGs: Dampak Jangka Panjang Seminar Nasional ini menjadi langkah awal HIMAPID dan FKM Unhas untuk memperluas upaya pencegahan dan pengendalian TB di tingkat lokal maupun nasional. Dengan mengedepankan pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi multisektor, seminar ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan inklusif. HIMAPID berencana melanjutkan program-program edukasi serupa, termasuk menggandeng lebih banyak pihak untuk mendukung upaya eliminasi TB di Indonesia. Penutup Melalui seminar ini, HIMAPID berhasil menunjukkan bagaimana peran kampus dapat dioptimalkan dalam mendukung pengendalian TB. Dengan kombinasi edukasi, kebijakan inklusif, dan kolaborasi lintas sektor, stigma dan diskriminasi terhadap TB dapat dihapuskan, menciptakan kampus yang lebih sehat dan mendukung kesejahteraan semua mahasiswa. Langkah-langkah seperti ini menunjukkan komitmen nyata HIMAPID dan FKM Unhas dalam mendukung eliminasi TB, sekaligus mendukung pencapaian target kesehatan global.
TB Care Youth Summit 2024: Meningkatkan Kesadaran dan Menghapus Stigma Tuberkulosis di Lingkungan Kampus
Makassar – 16 November 2024 Himpunan Mahasiswa Epidemiologi (HIMAPID) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) sukses menggelar Seminar Nasional TB Care Youth Summit on Public Health. Seminar ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran kampus dalam meningkatkan kesadaran dan mengurangi stigma serta diskriminasi terhadap tuberkulosis (TB) di lingkungan perguruan tinggi. Bertempat di Baruga Baharuddin Lopa, Universitas Hasanuddin, acara ini menjadi momen penting bagi mahasiswa, akademisi, dan pegiat kesehatan untuk berdiskusi tentang solusi TB di era modern. Fokus Utama: Menghapus Stigma dan Diskriminasi Seminar ini menghadirkan Dr. Wahiduddin, SKM, M.Kes., Ketua Tim Pokja Kampus Sehat FKM Unhas, sebagai pembicara utama. Dalam pemaparannya, Dr. Wahiduddin menegaskan bahwa TB merupakan penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan. Namun, stigma dan diskriminasi terhadap pengidap TB masih menjadi tantangan besar, khususnya di lingkungan kampus. “Kita harus menghapus stigma dan diskriminasi terhadap mahasiswa yang terdiagnosis TB. Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan inklusif,” ujar Dr. Wahiduddin, yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKM Unhas. Ia menambahkan bahwa langkah strategis untuk mengurangi stigma adalah melalui edukasi berbasis fakta bahwa tidak semua jenis TB menular. Selain itu, kebijakan anti-diskriminasi dan dukungan psikososial bagi mahasiswa dengan TB perlu diimplementasikan. Pemahaman Dasar tentang Tuberkulosis Dalam sesi presentasi, Dr. Wahiduddin menjelaskan bahwa TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun umumnya menyerang paru-paru, bakteri ini juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Jika tidak ditangani, TB dapat berakibat fatal. Data global menunjukkan bahwa TB masih menjadi masalah kesehatan serius. Pada tahun lalu, sebanyak 10,8 juta orang terinfeksi TB, dan 1,25 juta di antaranya meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 46% kasus terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. “Yang lebih memprihatinkan, tren TB justru meningkat pada kelompok usia produktif, termasuk mahasiswa. Ini menjadi tantangan besar yang harus diatasi bersama,” jelas Dr. Wahiduddin. Peran Strategis Kampus dalam Penanganan TB Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung upaya pencegahan dan pengendalian TB. Menurut Dr. Wahiduddin, kampus dapat menjadi pusat edukasi, inovasi penelitian, dan pengabdian masyarakat terkait TB. Program Kampus Sehat sebagai Model Salah satu inisiatif unggulan yang diangkat dalam seminar ini adalah Program Kampus Sehat. Program ini bertujuan untuk menyediakan layanan kesehatan terintegrasi bagi mahasiswa, termasuk pencegahan dan penanganan penyakit menular seperti TB. “Program Kampus Sehat dapat menjadi contoh nyata bagaimana layanan kesehatan di kampus dapat diintegrasikan untuk mendukung kesehatan mahasiswa, baik fisik maupun mental,” jelas Dr. Wahiduddin. Membuka Ruang Diskusi untuk Solusi Seminar ini berhasil menjadi ruang diskusi produktif bagi berbagai pihak. Mahasiswa, akademisi, dan pegiat kesehatan masyarakat saling bertukar pandangan dan pengalaman mengenai upaya menciptakan lingkungan kampus yang bebas stigma. Beberapa poin diskusi yang menjadi sorotan: Menghubungkan Seminar dengan Pencapaian SDGs Acara ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Good Health and Well-Being. Seminar ini tidak hanya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan TB, tetapi juga mendukung terciptanya layanan kesehatan yang inklusif dan berbasis komunitas di lingkungan kampus. Kontribusi Seminar terhadap SDGs: Dampak Jangka Panjang Seminar Nasional TB Care Youth Summit tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan tetapi juga memotivasi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam upaya pengendalian TB. HIMAPID berencana melanjutkan kegiatan serupa dengan cakupan yang lebih luas, melibatkan universitas lain, dan bekerja sama dengan organisasi kesehatan nasional maupun internasional. Dengan mengedepankan kolaborasi, HIMAPID dan FKM Unhas berharap dapat menciptakan lingkungan kampus yang sehat, inklusif, dan mendukung pengembangan mahasiswa secara holistik. Penutup Seminar ini menekankan bahwa mengatasi TB bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga komunitas kampus sebagai agen perubahan. Dengan edukasi, kebijakan inklusif, dan dukungan kolektif, stigma terhadap TB dapat dihapuskan, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan setara bagi semua mahasiswa. Melalui acara seperti TB Care Youth Summit, HIMAPID dan FKM Unhas terus memperkuat peran perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat global, sekaligus mendukung pencapaian SDGs di Indonesia.
Dosen Unhas Buka Peluang Kolaborasi Global di Bidang Gizi, Kunjungi Universitas Ternama di Thailand
Bangkok – 14 November 2024 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) kembali menunjukkan komitmen internasionalnya dengan mengirimkan dua dosen dari Departemen Ilmu Gizi, Rahayu Indriasari, SKM, MPHCN, Ph.D., dan Dr. Nurzakiah, SKM, MKM, untuk berpartisipasi dalam 2nd Southeast Asia Public Health Nutrition Conference (SEA PHN). Acara prestisius ini berlangsung pada 11-13 November 2024 di Arnoma Grand, Bangkok, Thailand, dengan tema yang menyoroti pentingnya kesehatan dan nutrisi dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs). Kontribusi Melalui Presentasi Penelitian Kedua dosen FKM Unhas tampil sebagai oral presenter dalam konferensi ini, memaparkan hasil riset yang relevan dengan SDG 3: Good Health and Well-Being. Penelitian yang dipresentasikan mencakup berbagai inovasi dan pendekatan dalam bidang gizi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi mereka dalam SEA PHN tidak hanya meningkatkan visibilitas Unhas di kancah internasional, tetapi juga membuka peluang kerja sama dengan institusi lainnya di Asia Tenggara. Kunjungan ke Halal Science Centre, Chulalongkorn University Setelah konferensi, pada 14 November 2024, kedua dosen melanjutkan agenda akademik dengan mengunjungi Halal Science Centre di Chulalongkorn University. Kunjungan ini diterima langsung oleh Acharee Suksuwan, Ph.D., yang memberikan gambaran komprehensif mengenai program riset dan pelatihan halal yang dikelola oleh pusat riset ini. Fasilitas Unggulan yang Dikunjungi: “Kami berharap kolaborasi dengan Halal Science Centre ini dapat membuka jalan bagi riset bersama dalam bidang gizi halal yang bermanfaat bagi masyarakat global,” ungkap Dr. Nurzakiah. Mengunjungi Department of Nutrition and Dietetics, Chulalongkorn University Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Department of Nutrition and Dietetics, Fakultas Ilmu Kesehatan Sekutu Chulalongkorn University. Rombongan FKM Unhas disambut hangat oleh tim akademik yang dipimpin oleh Professor Dr. Sirichai Adisakwattana, Assoc. Prof. Suwimol Sapwarobol, Ph.D., dan Assistant Professor Praew Chantarasinlapin, Ph.D. Sorotan Kunjungan: Langkah Awal Menuju Kolaborasi Internasional Kunjungan ini merupakan bagian dari langkah strategis Departemen Ilmu Gizi FKM Unhas dalam memperluas jaringan kerja sama internasional. Chulalongkorn University, yang menduduki peringkat 229 dalam QS World University Rankings, dianggap sebagai mitra potensial untuk mengembangkan pendidikan dan penelitian bersama. “Kolaborasi dengan universitas berkelas dunia seperti Chulalongkorn University adalah peluang besar untuk meningkatkan kualitas akademik dan kontribusi kami dalam bidang gizi dan kesehatan masyarakat,” ujar Rahayu Indriasari, SKM, MPHCN, Ph.D. Dampak untuk Pencapaian SDGs Konferensi SEA PHN dan kunjungan akademik ini sejalan dengan visi global untuk mendukung SDG 3 (Good Health and Well-Being) dan SDG 4 (Quality Education). Inisiatif ini tidak hanya memperkuat pendidikan berkualitas di FKM Unhas tetapi juga mendorong penelitian yang berdampak pada kesehatan masyarakat di Asia Tenggara. Kontribusi Utama: Harapan untuk Masa Depan Kolaborasi awal ini diharapkan menjadi landasan bagi kemitraan jangka panjang antara FKM Unhas dan Chulalongkorn University. Dengan memanfaatkan keahlian dan fasilitas dari kedua institusi, banyak peluang baru di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang dapat digarap bersama. Melalui inisiatif ini, FKM Unhas terus mempertegas perannya sebagai institusi pendidikan yang berkontribusi secara signifikan dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat global. Partisipasi aktif dalam kegiatan internasional seperti ini tidak hanya meningkatkan reputasi Unhas tetapi juga memperkaya pengalaman akademik bagi para dosen dan mahasiswa. Dengan visi kolaboratif yang kuat, masa depan kerja sama antara FKM Unhas dan Chulalongkorn University tampak sangat menjanjikan.
Mengupas Hubungan E-Sports dan Kesehatan: Perspektif Baru dari General Lecture FKM Unhas
Makassar – 12 November 2024 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dengan menyelenggarakan General Lecture bertajuk E-Sports and Health Care. Acara yang berlangsung pada Selasa, 12 November 2024, ini menghadirkan pakar kesehatan masyarakat internasional, Prof. Hideyuki Kanda, M.D., M.P.H., Ph.D., dari Okayama University, Jepang. Melalui diskusi mendalam, Prof. Hideyuki membahas dampak E-Sports terhadap kesehatan fisik dan mental, sebuah topik yang sangat relevan di era digital ini. Kegiatan ini dilangsungkan secara luring di Ruang Prof. Nur Nasry Noor, K-225 FKM Unhas, dan juga disiarkan secara daring melalui Zoom untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Sambutan dari Dekan FKM Unhas Acara dibuka oleh Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., yang menyampaikan apresiasinya terhadap tema yang diangkat. Menurutnya, E-Sports tidak hanya menjadi tren global, tetapi juga menimbulkan tantangan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus. “Perkembangan E-Sports membawa tantangan baru dalam kesehatan masyarakat. Sebagai akademisi, kita perlu memahami dampaknya agar dapat memberikan solusi yang relevan,” ujar Prof. Sukri dalam sambutannya. Dampak E-Sports pada Kesehatan Fisik Dalam presentasinya, Prof. Hideyuki menyoroti berbagai dampak E-Sports terhadap kesehatan fisik. Aktivitas ini, meskipun memberikan peluang kompetitif dan hiburan, memiliki risiko yang cukup serius jika dilakukan secara berlebihan. “E-Sports memang menghibur, tetapi pemain harus sadar akan risiko kesehatan yang ditimbulkan. Pola hidup sehat tetap menjadi prioritas,” kata Prof. Hideyuki. Dampak pada Kesehatan Mental Selain kesehatan fisik, Prof. Hideyuki juga mengangkat isu kesehatan mental terkait E-Sports. Dalam beberapa kasus, aktivitas ini dapat memicu gangguan mental seperti: Diskusi Interaktif dan Antusiasme Mahasiswa Diskusi ini dipandu oleh Basir, S.KM., M.Sc., dosen dari Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unhas. Basir memandu jalannya sesi dengan dinamis, memastikan peserta mendapatkan wawasan mendalam tentang topik ini. Para mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan menarik yang diajukan adalah bagaimana mengelola risiko kesehatan dalam E-Sports. Menjawab hal ini, Prof. Hideyuki menyarankan langkah-langkah preventif seperti istirahat teratur, olahraga ringan, dan membatasi waktu bermain. Relevansi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Tema yang diangkat dalam General Lecture ini sangat selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3 (Good Health and Well-Being) yang menekankan pentingnya kesehatan di era digital. Topik seperti postur tubuh, gangguan tidur, dan gaming disorder menunjukkan perlunya pendekatan holistik untuk menjaga kesejahteraan generasi muda di tengah kemajuan teknologi. Selain itu, diskusi ini juga mendukung SDG 4 (Quality Education), dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan digital di kalangan mahasiswa. Peluang Kolaborasi Akademik Selain memberikan wawasan baru, acara ini juga membuka peluang kerja sama akademik di tingkat internasional. Prof. Hideyuki mengundang mahasiswa FKM Unhas yang tertarik untuk melanjutkan studi di bidang kesehatan masyarakat di Okayama University. “Kami berharap dapat menyambut lebih banyak mahasiswa FKM Unhas di program magister atau doktoral kami. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika ada pertanyaan lebih lanjut,” ujar Prof. Hideyuki, mengakhiri sesi diskusi dengan ajakan yang inspiratif. Penutup dan Harapan Di akhir acara, Prof. Sukri menyampaikan harapannya agar mahasiswa dan dosen FKM Unhas terus mengembangkan wawasan mereka di bidang kesehatan digital. Diskusi seperti ini diharapkan menjadi langkah awal untuk penelitian lebih lanjut dan penerapan kebijakan kesehatan masyarakat yang relevan. Dengan menyelenggarakan General Lecture ini, FKM Unhas kembali menunjukkan komitmennya untuk memberikan pendidikan berkualitas sekaligus mencetak generasi yang tanggap terhadap tantangan kesehatan di era digital. Acara ini tidak hanya membahas risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh E-Sports, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan kesehatan. Partisipasi aktif mahasiswa dan dosen menjadi bukti keberhasilan acara ini sebagai platform pendidikan dan kolaborasi yang bermanfaat bagi masa depan kesehatan masyarakat.
FKM Unhas Bersinar di Kancah Internasional, Raih Dua Penghargaan di Konferensi APACPH ke-55
Busan, Korea Selatan – 28 Oktober 2024 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) terus memperkokoh posisinya di panggung internasional dengan menghadiri Konferensi Asia-Pacific Academic Consortium for Public Health (APACPH) ke-55 yang berlangsung pada 23-25 Oktober 2024 di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), Korea Selatan. Konferensi bergengsi ini mengusung tema “Public Health: Shifting Paradigm for Future Society and Community”, yang menyoroti pentingnya transformasi paradigma kesehatan masyarakat untuk menjawab tantangan global di masa depan. Partisipasi Aktif FKM Unhas di APACPH Delegasi FKM Unhas yang terdiri dari 26 dosen, 30 mahasiswa doktoral, 4 alumni, dan 1 mahasiswa magister dari program Field Epidemiology Training Program (FETP) menunjukkan keterlibatan aktif mereka dalam acara ini. Rombongan ini dipimpin langsung oleh Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, MSc.PH, Ph.D, yang terlibat dalam berbagai sesi diskusi strategis dan presentasi. Kehadiran delegasi yang kuat ini mencerminkan komitmen Unhas dalam meningkatkan perannya di tingkat internasional. Menurut Prof. Sukri, konferensi ini adalah platform penting untuk bertukar pengetahuan, memperluas jejaring global, dan memperkuat kontribusi FKM Unhas dalam mendukung kesehatan masyarakat dunia. “Partisipasi kami di APACPH ke-55 selaras dengan visi Unhas untuk menjadi institusi terkemuka dalam bidang kesehatan masyarakat internasional,” ujar Prof. Sukri. Penghargaan Prestisius untuk Delegasi FKM Unhas Keikutsertaan FKM Unhas dalam konferensi ini membawa hasil membanggakan dengan diraihnya dua penghargaan penting: Penghargaan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi FKM Unhas, tetapi juga mempertegas posisi mereka sebagai institusi yang mampu bersaing di kancah internasional. Pembahasan Strategis di Konferensi APACPH Konferensi APACPH ke-55 menghadirkan berbagai diskusi mendalam terkait isu-isu kesehatan global. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi: Delegasi FKM Unhas tidak hanya hadir sebagai peserta tetapi juga aktif memberikan kontribusi dalam diskusi-diskusi ini, terutama dengan menyampaikan hasil riset dan pengalaman mereka dalam mengatasi berbagai tantangan kesehatan di Indonesia. Memperluas Kolaborasi dengan Universitas Terkemuka Selain menghadiri konferensi, delegasi FKM Unhas juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menjajaki kerja sama akademik dengan dua universitas terkemuka di Korea Selatan, yaitu Seoul National University dan Soon Chunhyang University. Kunjungan ini bertujuan untuk membuka peluang kolaborasi penelitian dan pengembangan kurikulum di bidang kesehatan masyarakat. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar, seperti: Prof. Sukri menyatakan optimismenya terhadap potensi kolaborasi ini. “Kemitraan dengan universitas internasional adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas riset dan pendidikan kami. Ini akan berdampak langsung pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia,” ungkapnya. Posisi Strategis FKM Unhas dalam Kesehatan Global Dengan kehadiran yang kuat di konferensi APACPH ke-55, FKM Unhas semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu institusi kesehatan masyarakat terkemuka di Asia-Pasifik. Partisipasi aktif mereka dalam forum ini mencerminkan visi Unhas untuk tidak hanya menjadi pemain lokal, tetapi juga kontributor utama dalam solusi kesehatan global. Konferensi ini menjadi bukti nyata bahwa FKM Unhas mampu bersaing di kancah internasional melalui berbagai pencapaian, termasuk: Dampak Bagi Pengembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Kehadiran delegasi FKM Unhas di konferensi ini memiliki dampak yang signifikan, baik bagi institusi maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari konferensi ini akan menjadi bekal untuk memperkuat program-program kesehatan masyarakat di Indonesia. Selain itu, kolaborasi dengan universitas internasional akan memberikan akses ke sumber daya dan teknologi yang dapat diadaptasi untuk menjawab tantangan lokal. Penutup Konferensi APACPH ke-55 di Busan, Korea Selatan, menjadi momen penting bagi FKM Unhas untuk memperluas kontribusinya di dunia internasional. Dengan penghargaan yang diraih, keterlibatan dalam diskusi strategis, dan inisiatif untuk memperluas kerja sama akademik, FKM Unhas menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesehatan masyarakat global. Partisipasi ini bukan hanya langkah maju bagi institusi, tetapi juga bukti bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam menjawab tantangan kesehatan dunia. Melalui kolaborasi internasional yang kuat, FKM Unhas berharap dapat terus memberikan kontribusi nyata untuk kesehatan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun global.
Kolaborasi FKM Unhas dan Australian National University (ANU) Bahas Pola Penyebaran Tuberkulosis dan Diabetes di Indonesia
Makassar, 11 November 2024 – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) baru-baru ini menggelar kuliah tamu yang berfokus pada isu kesehatan krusial di Indonesia, yaitu Tuberkulosis (TB) dan Diabetes Melitus (DM). Dengan tema “Unraveling The Spatial Patterns of Tuberculosis and Diabetes Mellitus in Indonesia,” acara ini membahas pola penyebaran kedua penyakit tersebut di Indonesia dan tantangan komorbiditas TB-DM yang dihadapi dalam pengendalian kesehatan masyarakat. Kuliah tamu ini menghadirkan dua pembicara utama: Dr. Matthew Kelly dari Australian National University (ANU) dan Indra Dwinata, MPH, yang juga merupakan Ketua Departemen Epidemiologi FKM Unhas. Bertempat di Ruang Prof. Nur Nasry Noor K225, acara ini dihadiri oleh lebih dari seratus peserta, baik mahasiswa maupun dosen, yang hadir secara langsung maupun virtual. Kolaborasi Riset Internasional: FKM Unhas dan ANU Kuliah tamu ini merupakan bagian dari diseminasi riset kolaboratif antara FKM Unhas dan Australian National University melalui program Future Research Talent (FRT). Program ini bertujuan memperdalam pemahaman epidemiologi dengan mempelajari pola penyebaran TB dan DM di Indonesia serta membuka peluang kolaborasi riset internasional untuk mendukung pengembangan strategi pengendalian penyakit yang lebih efektif. Dalam sambutannya, Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, menekankan pentingnya kuliah tamu ini karena prevalensi TB dan DM di Indonesia masih tinggi. “Isu ini sangat penting mengingat kedua penyakit ini sering muncul bersamaan dalam satu pasien, yang membuat penanganannya menjadi semakin kompleks,” kata Prof. Sukri. Dengan meningkatnya prevalensi kasus TB dan DM di Indonesia, FKM Unhas dan ANU berharap dapat memperkuat pemahaman dan solusi untuk tantangan kesehatan tersebut. Fokus Bahasan: Tantangan Komorbiditas TB-DM Dr. Matthew Kelly dan Indra Dwinata menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menangani pasien dengan komorbiditas TB dan DM. Berdasarkan data dari Jakarta, sekitar 20% pasien TB juga menderita diabetes, sementara 12% pasien diabetes berisiko tinggi tertular TB. Kondisi ini menjadi double burden atau beban ganda yang memperumit upaya pengendalian penyakit di Indonesia, terutama bagi pasien dengan kondisi kesehatan ganda tersebut. Menurut Dr. Kelly, “Data dari berbagai daerah menunjukkan bahwa manajemen pasien yang memiliki kondisi komorbiditas TB-DM membutuhkan pendekatan khusus. Hal ini membutuhkan riset mendalam untuk merancang strategi yang efektif.” Keterkaitan antara kedua penyakit ini juga menambah kompleksitas dalam pengobatan dan membutuhkan penanganan komprehensif agar tidak memperparah kondisi kesehatan pasien. Pentingnya Pemetaan Spasial dalam Penanganan Kasus TB dan DM Dalam kuliah tamu ini, pemetaan spasial atau geospasial mendapat perhatian khusus sebagai alat penting untuk mengidentifikasi wilayah dengan prevalensi tinggi TB dan DM. Pemetaan spasial memungkinkan para peneliti untuk melihat pola penyebaran kedua penyakit secara detail dan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan kesehatan yang lebih efektif. Dengan menggunakan pemetaan spasial, pemerintah dapat menentukan daerah-daerah yang paling membutuhkan intervensi kesehatan sehingga penyebaran TB dan DM dapat ditekan secara optimal. “Pemetaan spasial membantu kita untuk tidak hanya melihat persebaran penyakit tetapi juga merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan lokal,” jelas Dr. Kelly. Teknologi pemetaan spasial juga mendukung upaya pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya kesehatan secara lebih efisien, khususnya di daerah-daerah dengan angka kasus TB dan DM yang tinggi. Menutup Kesenjangan dalam Penelitian dan Implementasi Kuliah tamu ini juga menyoroti pentingnya penelitian kohort untuk mendalami interaksi jangka panjang antara TB dan DM. Menurut para pembicara, riset kohort akan memberikan data penting mengenai pengaruh komorbiditas TB-DM terhadap resistensi obat serta memperjelas kebutuhan terapi khusus bagi pasien komorbid. Indra Dwinata mengungkapkan bahwa riset jangka panjang mengenai komorbiditas TB-DM di Indonesia sangat penting sebagai langkah awal untuk mengurangi kesenjangan yang ada dalam strategi pengendalian kedua penyakit ini. “Penelitian yang mendalam mengenai manajemen pasien komorbid TB-DM akan menjadi langkah strategis dalam memperkuat kebijakan kesehatan yang lebih responsif,” tambah Indra. Selain itu, Dr. Kelly mengusulkan skrining dua arah sebagai metode yang efektif untuk mendeteksi komorbiditas ini lebih dini. Skrining TB pada pasien diabetes dan sebaliknya, menurut Dr. Kelly, bisa mempercepat diagnosis dan memastikan penanganan lebih tepat. Pendekatan ini sangat efektif untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kasus-kasus komorbiditas yang selama ini sering kali terlambat dideteksi. Relevansi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Kuliah tamu ini sejalan dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3, yang bertujuan untuk mengakhiri epidemi TB dan menekan angka kematian dini akibat penyakit tidak menular seperti DM. Fokus terhadap pemetaan spasial dan pengendalian komorbiditas TB-DM merupakan langkah yang sejalan dengan upaya pencapaian SDG 3.3 dan SDG 3.4. Dengan strategi ini, pemerintah diharapkan dapat mengidentifikasi dan menangani daerah dengan angka kasus tinggi, serta merancang kebijakan kesehatan yang relevan dan berkelanjutan. Pendekatan pemetaan spasial ini berpotensi untuk mendukung target SDGs dengan memungkinkan adanya intervensi berbasis lokasi, yang dapat membantu mengatasi berbagai faktor risiko yang meningkatkan prevalensi kedua penyakit ini di Indonesia. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum bagi FKM Unhas dan ANU untuk berkontribusi lebih besar dalam pencapaian tujuan global tersebut. Antusiasme Mahasiswa dan Akademisi Kuliah tamu ini mendapat antusiasme yang tinggi dari kalangan mahasiswa dan dosen FKM Unhas. Banyak peserta yang merasa mendapatkan wawasan baru mengenai pentingnya pendekatan epidemiologi dalam penanganan penyakit menular dan tidak menular. “Kami berharap ada lebih banyak kolaborasi internasional yang bisa mendukung Indonesia dalam mencapai SDGs terkait kesehatan,” kata Dian Sidik Arsyad, MKM, yang bertindak sebagai moderator dalam kuliah tamu ini. Bagi mahasiswa FKM Unhas, kuliah tamu ini menjadi ajang belajar langsung dari pakar internasional, yang tidak hanya membuka wawasan baru tetapi juga memberi kesempatan untuk melihat bagaimana kolaborasi riset dapat mendukung pencapaian tujuan kesehatan yang lebih luas. Mendorong Kolaborasi Riset untuk Masa Depan Kesehatan Indonesia Melalui kegiatan ini, FKM Unhas menandai langkah penting dalam memahami dan menangani tantangan epidemiologi yang kompleks di Indonesia, khususnya dalam menangani beban penyakit ganda TB dan DM. Kolaborasi antara FKM Unhas dan ANU melalui program FRT diharapkan dapat membuka peluang riset lebih lanjut serta mengembangkan kebijakan kesehatan yang tepat sasaran untuk menjawab tantangan epidemiologi di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pola penyebaran dan interaksi TB dan DM, baik FKM Unhas maupun ANU optimis dapat mengembangkan strategi yang akan mendukung sistem kesehatan Indonesia. Melalui penelitian yang didukung oleh kolaborasi internasional, diharapkan ada langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.
FKM UNHAS Berikan Senyum Cerah untuk Siswa SDN 22 Maros, Wujudkan Indonesia Sehat!
Maros, 2 November 2024 – Dalam perayaan Dies Natalis ke-42, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) memperkuat komitmennya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program pengabdian masyarakat di SDN 22 Maros, Kelurahan Baju Bodoa. Program ini mengusung tema “Penyuluhan dan Layanan Kesehatan Gigi Gratis” yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini pada siswa sekolah dasar, terutama di wilayah Kabupaten Maros. Pentingnya Kesehatan Gigi untuk Generasi Muda Kegiatan ini melibatkan para mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) dari FKM Unhas, yang menyelenggarakan penyuluhan kesehatan gigi dengan fokus pada praktik perawatan dan kebersihan gigi bagi siswa. Para siswa juga mendapatkan layanan pemeriksaan gigi, penambalan, dan pencabutan gigi secara gratis yang dilakukan oleh dokter gigi berpengalaman sekaligus mahasiswa MARS, drg. Satriani Lamma dan drg. Vivi Karina Effendhi. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kesehatan gigi anak-anak sejak usia dini, yang diharapkan dapat mendukung kesejahteraan jangka panjang mereka. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3 yang bertujuan menjamin hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari segala usia. Dengan menyasar anak-anak sekolah dasar, FKM Unhas berusaha menanamkan kebiasaan hidup sehat yang berkelanjutan, yang sejalan dengan misi universitas dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan lebih peduli terhadap kesehatan diri. Dukungan Para Dosen FKM Unhas untuk Kesuksesan Program Program penyuluhan ini juga mendapatkan dukungan dari tiga dosen FKM Unhas yang berperan aktif sebagai pembimbing, yaitu Dr. Rini Anggraeni, SKM, M.Kes., Dr. Herlina A. Hamzah, SKM, MPH., dan Adelia Undang Sari A. Mangilep, SKM, MARS. Ketiganya tidak hanya memberikan arahan dan bimbingan teknis bagi para mahasiswa, tetapi juga memastikan kelancaran seluruh rangkaian kegiatan sehingga memberikan manfaat maksimal bagi para siswa yang hadir. Bimbingan yang diberikan oleh para dosen FKM Unhas ini menjadi aspek penting dalam keberhasilan program, sekaligus memberikan pengalaman lapangan yang berharga bagi mahasiswa dalam menjalankan pengabdian masyarakat. Partisipasi Guru dan Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Gigi Anak Selain dukungan dari tenaga medis dan akademik, kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari guru dan orang tua siswa. Banyak guru dan orang tua yang turut hadir untuk mendampingi anak-anak mereka, menciptakan suasana yang mendukung bagi anak-anak selama penyuluhan dan layanan pemeriksaan gigi berlangsung. Dukungan ini bukan hanya memberikan kenyamanan bagi siswa yang menjalani pemeriksaan, tetapi juga membantu meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya kesehatan gigi bagi anak-anak sejak dini. Ningsih, salah satu guru pendamping yang turut hadir, mengapresiasi program ini. “Program ini sangat penting dalam mendukung kesehatan gigi anak-anak dan memberikan pengetahuan kepada mereka tentang perawatan gigi yang benar. Kami berharap kegiatan ini memberikan dampak positif bagi para siswa dan masyarakat di Maros,” ujarnya. Program Penyuluhan yang Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Sebagai bagian dari Dies Natalis ke-42, program pengabdian masyarakat ini tidak hanya memiliki tujuan lokal tetapi juga mendukung pencapaian SDG 3, yaitu “menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan di segala usia.” Melalui edukasi tentang kebersihan gigi dan pemeriksaan kesehatan gratis, program ini memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan masyarakat, terutama dalam hal menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak. Di sisi lain, kegiatan ini juga mendukung peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dasar, seperti yang dicita-citakan dalam SDG 3. Upaya ini menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa anak-anak, sebagai generasi penerus bangsa, mendapatkan layanan kesehatan berkualitas yang mungkin tidak selalu mudah diakses oleh masyarakat. Mengajarkan Kebiasaan Sehat Sejak Dini untuk Masa Depan yang Lebih Baik Melalui kegiatan penyuluhan ini, para siswa diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi sebagai bagian dari kebiasaan hidup sehat. Penyuluhan ini tidak hanya menekankan pada perawatan sehari-hari seperti menyikat gigi dengan benar, tetapi juga memperkenalkan mereka pada pentingnya memeriksakan gigi secara rutin. Para dokter gigi dan mahasiswa MARS yang hadir memberikan panduan praktis mengenai cara membersihkan gigi yang baik, memilih makanan yang ramah untuk kesehatan gigi, serta memahami efek buruk dari kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan manis berlebihan. Selain itu, pemeriksaan gigi secara langsung oleh dokter gigi menjadi pengalaman berharga bagi para siswa, terutama mereka yang belum pernah memeriksakan gigi secara profesional sebelumnya. Dengan pemeriksaan dan penambalan gigi yang dilakukan, mereka belajar tentang manfaat dari merawat gigi yang sakit sejak dini untuk mencegah masalah yang lebih besar di masa mendatang. Peningkatan Kesehatan Gigi Anak Melalui Pendekatan Kolaboratif Kegiatan ini menunjukkan pendekatan kolaboratif antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat yang bersatu untuk mencapai tujuan kesehatan bersama. Peran aktif para mahasiswa MARS tidak hanya sebagai tenaga pendidik, tetapi juga sebagai tenaga medis profesional dalam memberikan layanan kesehatan langsung kepada siswa. Melalui kolaborasi ini, FKM Unhas berharap program serupa dapat berlanjut dan bahkan berkembang di masa depan, dengan tujuan melibatkan lebih banyak siswa dan memperluas jangkauan edukasi kesehatan. FKM Unhas berencana untuk terus mengembangkan kegiatan pengabdian masyarakat semacam ini dalam mendukung kesehatan masyarakat. Keberhasilan kegiatan ini menunjukkan pentingnya melibatkan berbagai pihak, baik dari institusi pendidikan, tenaga medis, maupun masyarakat sendiri, dalam menciptakan dampak positif bagi kesehatan masyarakat. Dampak Positif Program Pengabdian Masyarakat FKM Unhas untuk Kabupaten Maros Dengan suksesnya penyuluhan ini, FKM Unhas berharap bisa menjadi contoh bagi institusi pendidikan lain dalam melaksanakan pengabdian masyarakat yang berdampak nyata. Melalui program yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, FKM Unhas bertekad untuk terus berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama di wilayah Kabupaten Maros yang menjadi target kegiatan kali ini. FKM Unhas juga menargetkan bahwa program serupa akan lebih banyak diadakan di masa mendatang, tidak hanya di Maros tetapi juga di wilayah lain yang membutuhkan layanan kesehatan dasar bagi anak-anak. Dengan semakin banyak anak yang mendapatkan layanan kesehatan gigi sejak dini, diharapkan masyarakat Indonesia ke depannya akan lebih sehat dan memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi.