5°07'40.9"S 119°29'11.0"E

fkm@unhas.ac.id

Mahasiswa FKM Unhas, Andi Fajrul Pratama, Sabet Emas Karate di Kejurnas Piala Menhan RI 2025: Inspirasi dari Matras Hingga Ruang Kuliah

Andi Fajrul Pratama, Mahasiswa FKM Unhas, Raih Juara 1 Karate di Kejurnas Piala Menhan RI 2025

Makassar, 26 Mei 2025 – Sorak sorai kebanggaan membahana di GOR UNHAS akhir pekan lalu, saat nama Andi Fajrul Pratama, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) angkatan 2023, diumumkan sebagai Juara 1 di ajang bergengsi Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Piala Menteri Pertahanan Republik Indonesia 2025 cabang olahraga karate. Sebuah pencapaian emas yang tak hanya mengharumkan nama Unhas, tetapi juga menjadi kisah inspiratif bagi banyak orang. Sejak 23 hingga 25 Mei 2025, matras karate di GOR UNHAS menjadi saksi bisu perjuangan Fajrul. Di balik kegigihannya, tersimpan motivasi sederhana namun kuat: berprestasi dan membanggakan kedua orang tuanya. Untuk itu, ia tak main-main dalam persiapan. Latihan intensif setiap hari dan tak lupa, memperbanyak doa, menjadi resep andalannya. “Tantangan terberat itu sebenarnya bukan lawan di lapangan, tapi melawan rasa malas saat latihan,” ungkap Fajrul dengan senyum. Namun, dengan tekad baja, ia berhasil menaklukkan tantangan itu, satu persatu. Tiga hari pelaksanaan Kejurnas bukan hanya tentang kompetisi. Bagi Fajrul, ini adalah pengalaman yang seru dan berharga. Ia tak hanya mengasah kemampuan, tetapi juga menjalin relasi dengan atlet dari berbagai daerah. “Rasanya seperti menemukan keluarga baru di setiap pertandingan,” tuturnya. Ini bukan kali pertama Fajrul bertarung di arena. Sebelumnya, ia juga sempat menjajal kemampuannya di Riau, menambah jam terbang dan mental bertandingnya. Kekuatan terbesar datang dari “tiga serangkai” dukungan: keluarga, teman, dan tentu saja, kampus tercinta. Semangat yang diberikan menjadi bahan bakar ampuh baginya untuk terus berjuang. Kini, dengan medali emas yang melingkar di leher, semangat Fajrul dalam menjalani perkuliahan di Prodi Kesehatan Masyarakat justru semakin membara. Ia percaya, pelajaran dari matras karate sangat relevan dengan kehidupan akademik dan sosial. “Disiplin, ketahanan mental, dan sportivitas… nilai-nilai ini sangat penting untuk diterapkan di mana saja, baik di kelas maupun di masyarakat,” jelasnya. Fajrul berharap, prestasinya ini bisa menjadi suntikan semangat bagi mahasiswa lain untuk berani menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan pengembangan diri, khususnya di bidang olahraga. “Setiap dari kita punya potensi masing-masing. Kuncinya cuma mau, konsisten berlatih, dan dikelilingi lingkungan positif,” pesannya. Lebih dari sekadar medali, kemenangan Fajrul ini juga selaras dengan semangat Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya, ia mewujudkan poin ke-3 tentang Good Health and Well-being dan poin ke-4 tentang Quality Education. Melalui konsistensi berolahraga dan prestasi yang diraih, Fajrul turut berkontribusi dalam membentuk generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di kancah global. Sebuah kisah nyata bahwa di balik buku dan perkuliahan, ada ruang luas untuk mengembangkan diri dan menjadi inspirasi

FKM Unhas Lahirkan 42 Calon Pemimpin Kesehatan, Tegaskan Komitmen Zona Integritas

Pelepasan Alumni FKM Unhas: Para lulusan FKM Unhas Periode Mei 2025 berfoto bersama setelah acara Yudisium dan Ramah Tamah, menandai berakhirnya masa studi dan kesiapan mereka untuk berkarya.

Makassar, 23 Mei 2025 – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) kembali menggelar acara Yudisium dan Ramah Tamah Pelepasan Alumni untuk periode Mei 2025. Sebanyak 42 mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan resmi dilepas dalam seremoni yang berlangsung hangat di Aula Prof. Nur Nasry Noor FKM Unhas. Acara ini menandai berakhirnya masa studi bagi 25 wisudawan program Sarjana (S1), 15 wisudawan program Magister (S2), dan 2 wisudawan program Doktor (S3). Hadir dalam kesempatan ini Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, jajaran wakil dekan, ketua program studi, ketua departemen, guru besar, serta kepala sub bagian di lingkungan fakultas. Dalam sambutannya, Prof. Sukri Palutturi menyampaikan selamat kepada seluruh calon wisudawan, mengapresiasi capaian akademik mereka, dan mendorong para alumni untuk terus menjaga nama baik almamater serta berkontribusi aktif di masyarakat. Ia juga dengan bangga menyampaikan bahwa FKM Unhas kini menjadi salah satu dari tiga fakultas di Unhas yang berhasil masuk dalam tiga besar zona integritas, bersama Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kehutanan. “FKM Unhas terus mendorong budaya kerja yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada pelayanan publik,” ujar Prof. Sukri. Komitmen ini diperkuat dengan penetapan FKM sebagai salah satu fakultas dalam lingkup Unhas yang menjadi bagian dari Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) Tahun 2025, berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor 07052/UN4.1/KEP/2025. Penetapan ini merupakan hasil evaluasi pembangunan Zona Integritas oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Sementara itu, perwakilan Ikatan Alumni (IKA) FKM Unhas, Dr. Arman, turut menyampaikan apresiasi atas keberhasilan para alumni. Ia menekankan bahwa FKM Unhas telah melahirkan lebih dari 10.000 alumni yang tersebar luas di seluruh Indonesia, menunjukkan dampak signifikan fakultas dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas. Pada kesempatan yang sama, FKM Unhas juga memberikan penghargaan kepada lulusan terbaik dari setiap jenjang Program Sarjana: Fardhila Khairunnisa Ismail, Program Magister: Ummi Kalsum Nurais, dan Program Doktor: Lina Fitriani Dengan berakhirnya acara ini, ke-42 calon wisudawan FKM Unhas Periode Mei 2025 siap melanjutkan perjalanan mereka sebagai bagian dari keluarga besar alumni Universitas Hasanuddin yang adaptif, tangguh, dan berdaya saing. Yudisium dan Ramah Tamah ini bukan sekadar seremoni pelepasan, tetapi juga momen reflektif yang mempererat ikatan antara fakultas dan para alumni. FKM Unhas kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat.

Perkuat Jaringan Riset Global: FKM Unhas Gagas Kolaborasi Internasional di NICER 2025

NICER 2025 forum ilmiah internasional yang mempertemukan mahasiswa, dosen, dan peneliti muda bidang gizi dari empat universitas: Universitas Hasanuddin, IPB University, UCSI University, dan Universiti Malaysia Sabah

Makassar, 24 Mei 2025. Semangat kolaborasi akademik lintas benua membuncah di tengah gelaran Nutrition International Colloquium for Excellence in Undergraduate Research (NICER) 2025. Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) tak hanya berpartisipasi, namun menjadi bagian krusial dalam forum ilmiah daring yang mempertemukan ide-ide segar dari para peneliti muda. NICER 2025 bukan sekadar ajang presentasi hasil penelitian; ia adalah panggung megah yang membangun jembatan keilmuan antar-bangsa. Empat universitas ternama—Universiti Malaysia Sabah (UMS), UCSI University (Malaysia), IPB University (Bogor), dan Unhas (Makassar)—bersatu padu menyelenggarakan mini conference daring ini, dengan fokus utama pada penelitian sarjana di bidang gizi. Kehadiran FKM Unhas di NICER 2025 menandai sebuah langkah strategis. “Ini adalah bukti nyata komitmen kami untuk memperkuat jejaring akademik global,” papar Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., Ph.D., Dekan FKM Unhas. Ia optimistis bahwa kegiatan ini akan mencetak lulusan yang tak hanya cerdas secara teori, namun juga kompeten dan berdaya saing di kancah internasional. Suasana ilmiah yang hidup dan dinamis mewarnai sepanjang acara. Mahasiswa berkesempatan mempresentasikan hasil penelitian mereka di hadapan para akademisi dari berbagai institusi. FKM Unhas sendiri mengirimkan para dosen dari Departemen Ilmu Gizi untuk duduk sebagai panel juri, memastikan setiap presentasi dinilai secara objektif berdasarkan metodologi, relevansi, dan kontribusinya terhadap isu gizi. Dua ahli gizi terkemuka juga turut memperkaya forum ini. Salah satunya adalah Dr. Healthy Hidayanty, SKM., M.Kes., Dietesien, dosen FKM Unhas, yang membagikan hasil risetnya mengenai masalah gizi pada remaja putri di wilayah kepulauan Sulawesi Selatan. Dalam presentasinya berjudul “Study of Nutrition Problems among Adolescent Girls in the Island Based of South Sulawesi, Indonesia,” ia menyoroti fenomena paradoks: remaja menghadapi ancaman kekurangan zat besi sekaligus risiko kelebihan berat badan. “Di wilayah pesisir, gaya hidup minim gerak dan pola makan yang tidak seimbang menciptakan tantangan gizi yang kompleks. Oleh karena itu, intervensi haruslah berbasis komunitas dan mempertimbangkan kearifan lokal,” jelas Dr. Healthy. NICER 2025 telah mengukir kesan kuat, bukan hanya sebagai wadah untuk menumbuhkan budaya riset sejak dini, tetapi juga untuk mempererat tali persaudaraan akademik lintas negara. Bagi FKM Unhas, partisipasi ini adalah bagian integral dari visi jangka panjang menuju internasionalisasi pendidikan dan penguatan kolaborasi global di bidang gizi masyarakat. Di era konektivitas global ini, jejaring akademik seperti NICER 2025 menjadi kunci untuk melahirkan solusi yang tak hanya berdampak lokal, tetapi juga relevan secara global. Dan dalam misi ini, FKM Unhas menempatkan dirinya—bukan sekadar sebagai peserta, melainkan sebagai aktor utama dalam membentuk masa depan ilmu gizi.

Inovasi Gizi Anak Sekolah: FKM Unhas dan Toyo Food Japan Kolaborasi Kembangkan Menu Makan Siang Sehat

Makassar, 5 Februari 2025. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Program Studi Ilmu Gizi berkolaborasi dengan Toyo Food Japan, sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pangan, untuk mengembangkan menu makan siang bergizi bagi anak-anak sekolah. Kemitraan ini diwujudkan dalam sebuah pertemuan yang digelar di Ruang Prof. Nur Nasry Noor, Lantai 2 FKM Unhas, pada tanggal 5 Februari 2025. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari Toyo Food Japan, termasuk ahli gizi dan petinggi perusahaan, serta akademisi FKM Unhas, termasuk Prof. dr. Veni Hadju, MSc, PhD dan beberapa dosen dari program studi Ilmu Gizi maupun dosen dari program studi Kesehatan Masyarakat. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan Toyo Food Japan memaparkan konsep makan siang bergizi di sekolah yang telah sukses diterapkan di Jepang. Mereka menjelaskan bahwa makan siang di sekolah di Jepang bukan hanya sekadar memberikan makanan, tetapi juga merupakan bagian integral dari pendidikan anak. Di Jepang, menu makan siang dirancang dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, sekaligus mengajarkan mereka tentang pentingnya gizi seimbang, pengolahan makanan yang baik, dan kebiasaan makan sehat. Anak-anak diajarkan untuk tidak menyisakan makanan, guru pun ikut makan bersama murid untuk memberikan contoh yang baik. Bahan makanan pun diupayakan berasal dari hasil pertanian lokal untuk mendukung perekonomian daerah dan memberikan edukasi tentang asal-usul makanan. Selain itu, untuk memastikan kecukupan kalsium, setiap anak diwajibkan minum susu, dan kotak susu bekas didaur ulang. Setelah makan, siswa juga dibiasakan untuk menyikat gigi bersama serta membersihkan ruang makan secara kolektif. Kebiasaan ini tidak hanya menjaga kebersihan dan kesehatan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan kerja sama. Toyo Food Japan juga mengungkapkan bahwa biaya makan siang sekolah di Jepang berkisar 300 yen (sekitar Rp30.000) per porsi, yang sebagian ditanggung oleh orang tua dan sebagian lagi disubsidi oleh pemerintah daerah. Mereka menekankan bahwa makan siang di sekolah merupakan pilar penting dalam kebijakan kesehatan nasional Jepang. Menindaklanjuti presentasi dari Toyo Food Japan, FKM Unhas akan melakukan uji coba menu makan siang bergizi yang akan disesuaikan dengan kebutuhan gizi anak-anak di Indonesia. Dr. Healthy Hidayanty, SKM.,M.Kes menjelaskan bahwa “sebagai bagian dari uji coba, FKM Unhas juga melakukan survei terkait kebiasaan makan dan status gizi anak-anak. Program ini dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan zat gizi bagi siswa di sekolah, di mana makan siang berkontribusi sekitar 20–30% dari kebutuhan gizi harian mereka. Selain itu, rencana uji coba menu makan sehat bagi orang tua dan anak-anak juga akan dilakukan sebagai bentuk edukasi langsung.” Salah satu menu yang akan diuji coba terdiri dari nasi putih 150 gram, tahu kecap 31 gram, tumis buncis dan wortel 78 gram, ayam asam manis 92 gram, acar 89 gram, sambal tomat 34 gram, dan pisang 30 gram. Menu ini terdiri atas makanan pokok 150 gram, lauk pauk (hewani dan nabati) 123 gram, sayur 167 gram, serta buah 30 gram. Menu ini mengandung 689 kkal energi, 16 gram protein, 31 gram lemak, dan 86 gram karbohidrat. Kerja sama antara Program Studi Ilmu Gizi FKM Unhas dan Toyo Food Japan dalam uji coba menu makan bergizi untuk anak sekolah memiliki dampak positif yang luas dan sejalan dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs 2: Zero Hunger (Tanpa Kelaparan) – Program ini berkontribusi pada pencapaian ketahanan pangan dengan memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang. SDGs 3: Good Health and Well-being (Kesehatan dan Kesejahteraan) – Dengan meningkatkan kualitas gizi anak sekolah, program ini membantu mencegah malnutrisi dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan optimal mereka, yang berkontribusi langsung pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. SDGs 4: Quality Education (Pendidikan Berkualitas) – Menyediakan makanan sehat di lingkungan sekolah dapat meningkatkan konsentrasi dan prestasi akademik siswa, yang pada gilirannya mendukung pencapaian pendidikan berkualitas. SDGs 9: Industry, Innovation, and Infrastructure (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) – Keterlibatan industri pangan Jepang dalam program ini mendukung inovasi di bidang pangan berbasis ilmu gizi dan transfer teknologi. SDGs 17: Partnerships for the Goals (Kemitraan untuk Tujuan) – Program ini merupakan contoh kemitraan yang baik antara universitas, pemerintah, dan sektor swasta dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Kerja sama antara FKM Unhas dan Toyo Food Japan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam penerapan konsep makan siang bergizi di sekolah-sekolah di Indonesia. Dengan implementasi program ini secara luas, diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan berprestasi, sehingga dapat berkontribusi pada kemajuan bangsa di masa depan. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menginspirasi industri pangan lokal untuk lebih memperhatikan kualitas gizi produk mereka dan mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, sinergi antara berbagai pihak terkait dapat menciptakan ekosistem pangan yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi penerus bangsa.

Senam Ibu Hamil Digelar di Jeneponto, Mahasiswa FKM UNHAS Tingkatkan Kesadaran akan Kesehatan Ibu dan Bayi

Prenatal Exercises

Jeneponto, Sulawesi Selatan – Mahasiswa Posko 6 PBL II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) menggelar kegiatan senam ibu hamil di Kantor Desa Pattiro, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil akan pentingnya aktivitas fisik selama masa kehamilan, memberikan edukasi tentang manfaat senam ibu hamil, dan mendorong mereka untuk menjadikan senam sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh data yang diperoleh pada PBL I, di mana hanya 48,8% ibu hamil di Desa Pattiro yang aktif mengikuti kelas ibu hamil. Kurangnya kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik selama kehamilan menjadi perhatian utama para mahasiswa FKM Unhas. Kegiatan ini dihadiri oleh enam ibu hamil warga Desa Pattiro, seluruh mahasiswa Posko 6 PBL FKM Unhas sebagai penyelenggara, perwakilan dan kader setempat. Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan dukungan yang besar terhadap upaya meningkatkan kesejahteraan ibu hamil di Desa Pattiro. Rangkaian acara dimulai dengan memberikan edukasi singkat mengenai manfaat senam ibu hamil, baik untuk kesehatan fisik maupun persiapan persalinan. Edukasi ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh peserta ibu hamil. Kemudian dilanjutkan dengan senam yang meliputi gerakan-gerakan ringan dan aman yang disesuaikan dengan kondisi fisik ibu hamil, seperti peregangan, latihan pernapasan, dan gerakan-gerakan yang memperkuat otot-otot panggul dan perut. Ibu Isa dg Kanang sebagai perwakilan Kader desa Pattiro menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kurangnya kegiatan kelas ibu hamil, khususnya senam ibu hamil di Desa Pattiro. “Melalui kegiatan ini, kami berharap ibu hamil dapat memanfaatkan serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan senam ibu hamil dan bisa berlanjut kedepannya,” ujar Ibu Isa dg Kanang. Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen Universitas Hasanuddin dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pilar ke-3 tentang menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia, dalam hal ini khususnya kesehatan ibu hamil dan bayi. Respon positif dari Ibu Hamil, menunjukan antusiasme yang tinggi selama berlangsungnya kegiatan ini. “Kami berterima kasih atas kegiatan senam yang diberikan oleh mahasiswa PBL, karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi ibu hamil dan gerakannya mudah dilakukan,” ujar Ibu Kartini. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan cenderamata sebagai bentuk apresiasi keikutsertaan dalam kegiatan senam ibu hamil di desa Pattiro.

Kunjungan Historis: Mahasiswa Doktor Unhas Belajar Diplomasi dan Kesehatan di Qatar

Doha, Qatar – November 2024 Program Studi Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) mencatat sejarah baru melalui kunjungan resmi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Doha, Qatar. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan International Conference on Public Health and Medical Science (ICPHAMS-2024), yang diikuti oleh 42 mahasiswa Doktoral FKM Unhas dari berbagai daerah di Indonesia, didampingi oleh empat profesor pendamping: Prof. Sukri Palutturi, Prof. Aminuddin Syam, Prof. Anwar Mallongi, dan Prof. Syamsiar. Kunjungan Perdana yang Bermakna Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi Program Studi Doktor FKM Unhas ke KBRI Qatar. Dalam sambutannya, Prof. Sukri Palutturi, Dekan FKM Unhas, menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak KBRI. “Ini adalah kunjungan perdana kami ke KBRI Qatar, dan kami sangat mengapresiasi kesempatan berdiskusi langsung dengan Duta Besar Republik Indonesia. Kunjungan ini memberikan pengalaman luar biasa bagi kami semua,” ujar Prof. Sukri. Kehangatan sambutan dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar, Bapak Ridwan Hassan, menambah nilai istimewa dalam kunjungan ini. Duta Besar Ridwan berbagi wawasan mendalam tentang perkembangan Qatar, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Qatar: Model Kemajuan di Bidang Pendidikan dan Kesehatan Dalam paparannya, Duta Besar Ridwan Hassan mengungkapkan bagaimana Qatar telah mencatat kemajuan pesat melalui pembangunan yang berfokus pada pendidikan dan kesehatan. Salah satu pencapaian utama adalah Education City di Doha, sebuah kawasan pendidikan bertaraf internasional yang menjadi pusat berbagai universitas terkemuka dunia. Selain itu, Qatar juga membangun fasilitas kesehatan modern seperti Rumah Sakit Olahraga dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal sekaligus menjadi model pelayanan kesehatan berkualitas tinggi. “Qatar adalah negara yang sangat terbuka terhadap kerja sama internasional. Kemajuan yang diraih negara ini tidak lepas dari regulasi dan kebijakan yang tepat,” jelas Ridwan Hassan. Diskusi Strategis dengan Fokus Kesehatan dan Pendidikan Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi antara mahasiswa doktoral FKM Unhas dan pihak KBRI. Berbagai topik strategis dibahas, termasuk isu-isu kesehatan global seperti: Dalam sesi ini, Duta Besar Ridwan Hassan menjelaskan bahwa Qatar telah mengalokasikan anggaran besar untuk sektor kesehatan, memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi bagi warganya.”Masalah kesehatan di Qatar telah tertangani dengan baik, namun kami terus berupaya meningkatkan standar pelayanan agar lebih optimal,” terang Ridwan Hassan.Mahasiswa juga mendapatkan informasi mengenai regulasi hukum yang mendukung pencegahan penyakit, kebijakan alokasi anggaran kesehatan, serta hubungan antara warga negara Qatar dan ekspatriat. Peluang Pendidikan dan Kolaborasi Internasional Salah satu poin penting dari diskusi adalah peluang pendidikan di Qatar, khususnya untuk mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan program doktoral. Ridwan Hassan mengungkapkan bahwa Qatar membuka kesempatan luas untuk melanjutkan pendidikan postdoktoral di universitas-universitas bertaraf internasional yang ada di negara tersebut. Prof. Aminuddin Syam, Ketua Program Studi Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Unhas, menyampaikan harapan agar kerja sama antara Unhas dan Qatar dapat diperluas. Salah satu usulan adalah pengembangan program kerja sama di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang relevan dengan kebutuhan sektor industri dan kesehatan di Qatar. “Kerja sama yang lebih spesifik seperti program alumni K3 dapat menjadi langkah strategis dalam mempererat hubungan antara Unhas dan Qatar,” ujar Prof. Aminuddin. Menanamkan Pentingnya Diplomasi dan Jaringan Internasional Selain wawasan kesehatan dan pendidikan, kunjungan ini juga memberi pengalaman nyata tentang pentingnya diplomasi dan jaringan internasional. Prof. Sukri menyebutkan bahwa diskusi dengan Duta Besar Ridwan Hassan memberikan “kuliah langsung” tentang bagaimana diplomasi dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Mahasiswa belajar bahwa keterbukaan terhadap kerja sama internasional, seperti yang dilakukan Qatar, adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Dampak Positif Kunjungan Bagi Mahasiswa Kunjungan ini memberikan dampak besar bagi mahasiswa doktoral FKM Unhas, antara lain: Meningkatkan Hubungan Indonesia-Qatar Kunjungan ini menandai langkah penting dalam mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Qatar. Mahasiswa dan akademisi Indonesia diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif di bidang pendidikan dan kesehatan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Duta Besar Ridwan Hassan menyampaikan harapannya agar kerja sama antara kedua negara dapat terus berkembang. “Kami berharap hubungan antara Indonesia dan Qatar semakin erat, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan. Semoga kunjungan ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih besar di masa depan,” ujar Ridwan Hassan. Penutup dengan Penuh Harapan Kunjungan ke KBRI Qatar menjadi momen berharga yang memberikan wawasan, inspirasi, dan peluang baru bagi delegasi Program Studi Doktor FKM Unhas. Para mahasiswa dan profesor pendamping berharap kunjungan ini dapat membuka jalan bagi kerja sama strategis yang memberikan manfaat nyata bagi kedua negara. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama, menandai kenangan indah dari kunjungan pertama FKM Unhas ke Qatar. Dengan semangat kolaborasi internasional, FKM Unhas terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan kesehatan masyarakat di tingkat global.

Unhas dan UPM Kolaborasi: Mahasiswa FKM Asah Keterampilan di Laboratorium Modern

Selangor, Malaysia – 21 November 2024 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) mendapatkan pengalaman berharga melalui partisipasi dalam kegiatan laboratorium di Fakulti Perubatan dan Sains Kesihatan, Universiti Putra Malaysia (UPM). Kegiatan ini melibatkan sepuluh mahasiswa: A. Aulia Mukarrama, Alya Putri Sangker, Hadela Pratiwi S., Muh. Faiz Syafrillah, Amira Fatiha Ahmad, Angela Indriani Ekaputri, A. Medinasari Diva Amaska Putri, Yusron Afdal Mahdy, Siti Haliza Amelia Moeis, dan Faradilla Taufik Nala. Program ini merupakan salah satu langkah strategis FKM Unhas dalam memperkuat kompetensi mahasiswa melalui kolaborasi internasional. Dalam kunjungan ini, mahasiswa terlibat dalam dua sesi laboratorium dengan fokus pada kesehatan lingkungan dan analisis pangan, memberikan kesempatan untuk memahami dan mempraktikkan aplikasi ilmu kesehatan masyarakat secara langsung. Sesi 1: Pemantauan dan Analisis dalam Kesehatan Lingkungan Sesi pertama berlangsung di Makmal Kesihatan Persekitaran, di mana mahasiswa diajarkan teknik ekstraksi bahan makanan untuk analisis lebih lanjut. Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan tentang metode analisis pangan yang relevan untuk menjamin keamanan dan kualitas bahan makanan. Setiap kelompok mahasiswa bekerja dengan berbagai jenis sampel makanan, seperti: Langkah awal melibatkan penggunaan mortar dan alu untuk menghancurkan sampel menjadi partikel kecil. Setelah proses penghancuran, sampel dilarutkan menggunakan etanol, memungkinkan ekstraksi komponen penting yang akan dianalisis lebih lanjut. Proses ini memberikan pemahaman mendalam tentang pengelolaan pangan yang sehat dan aman, mendukung Sustainable Development Goal (SDG) 3, yakni menjamin kesehatan dan kesejahteraan yang baik. Sesi 2: Analisis Kualitas Udara Sesi kedua dilakukan di Makmal Kesihatan Komuniti & Pencemaran Udara, dengan fokus pada pengukuran kualitas udara, khususnya kadar gas seperti: Mahasiswa menggunakan alat pemantauan gas canggih untuk mengukur kualitas udara di beberapa lokasi, termasuk: Setiap kelompok melakukan pengukuran setiap 30 detik selama 10 menit di masing-masing lokasi, menghasilkan data yang akurat mengenai tingkat polusi udara. Data ini memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan kampus dan bagaimana udara yang tercemar dapat berdampak pada kesehatan manusia. Hasil dari sesi ini berkontribusi pada SDG 13 (Aksi terhadap Perubahan Iklim), dengan memberikan data penting untuk mitigasi polusi udara sebagai salah satu faktor utama perubahan iklim. Selain itu, sesi ini juga menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan yang lebih baik, mendukung efisiensi sumber daya sesuai dengan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Integrasi Pembelajaran dengan SDGs Kegiatan laboratorium ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga menanamkan kesadaran tentang relevansi ilmu kesehatan masyarakat dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Berikut adalah kontribusi spesifik dari dua sesi tersebut: Pentingnya Kolaborasi Internasional Kegiatan ini mencerminkan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam memperkuat kompetensi mahasiswa dan mendukung pendidikan berbasis global. Dengan pengalaman langsung di laboratorium UPM, mahasiswa FKM Unhas tidak hanya memperluas wawasan mereka tetapi juga meningkatkan kemampuan untuk berkontribusi pada pengembangan kesehatan masyarakat di tingkat lokal maupun global. Pengalaman ini juga sejalan dengan visi FKM Unhas untuk mencetak lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat modern. Selain itu, program ini memperkuat hubungan antara FKM Unhas dan UPM, membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Manfaat bagi Mahasiswa Harapan untuk Masa Depan Kegiatan laboratorium ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat kolaborasi antara FKM Unhas dan UPM. Dengan sinergi antara kedua institusi, diharapkan akan lahir lebih banyak program inovatif yang berkontribusi pada pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, mahasiswa yang terlibat diharapkan menjadi agen perubahan di masyarakat, menggunakan ilmu dan pengalaman mereka untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Penutup Pengalaman mahasiswa FKM Unhas di laboratorium UPM menunjukkan pentingnya pendekatan praktis dalam pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan fokus pada analisis pangan dan kualitas udara, program ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga menghubungkan pembelajaran dengan upaya global dalam mencapai SDGs. Kolaborasi ini menjadi contoh bagaimana institusi pendidikan dapat bekerja sama untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar, membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Kolaborasi FKM Unhas dan Australian National University (ANU) Bahas Pola Penyebaran Tuberkulosis dan Diabetes di Indonesia

Makassar, 11 November 2024 – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) baru-baru ini menggelar kuliah tamu yang berfokus pada isu kesehatan krusial di Indonesia, yaitu Tuberkulosis (TB) dan Diabetes Melitus (DM). Dengan tema “Unraveling The Spatial Patterns of Tuberculosis and Diabetes Mellitus in Indonesia,” acara ini membahas pola penyebaran kedua penyakit tersebut di Indonesia dan tantangan komorbiditas TB-DM yang dihadapi dalam pengendalian kesehatan masyarakat. Kuliah tamu ini menghadirkan dua pembicara utama: Dr. Matthew Kelly dari Australian National University (ANU) dan Indra Dwinata, MPH, yang juga merupakan Ketua Departemen Epidemiologi FKM Unhas. Bertempat di Ruang Prof. Nur Nasry Noor K225, acara ini dihadiri oleh lebih dari seratus peserta, baik mahasiswa maupun dosen, yang hadir secara langsung maupun virtual. Kolaborasi Riset Internasional: FKM Unhas dan ANU Kuliah tamu ini merupakan bagian dari diseminasi riset kolaboratif antara FKM Unhas dan Australian National University melalui program Future Research Talent (FRT). Program ini bertujuan memperdalam pemahaman epidemiologi dengan mempelajari pola penyebaran TB dan DM di Indonesia serta membuka peluang kolaborasi riset internasional untuk mendukung pengembangan strategi pengendalian penyakit yang lebih efektif. Dalam sambutannya, Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, menekankan pentingnya kuliah tamu ini karena prevalensi TB dan DM di Indonesia masih tinggi. “Isu ini sangat penting mengingat kedua penyakit ini sering muncul bersamaan dalam satu pasien, yang membuat penanganannya menjadi semakin kompleks,” kata Prof. Sukri. Dengan meningkatnya prevalensi kasus TB dan DM di Indonesia, FKM Unhas dan ANU berharap dapat memperkuat pemahaman dan solusi untuk tantangan kesehatan tersebut. Fokus Bahasan: Tantangan Komorbiditas TB-DM Dr. Matthew Kelly dan Indra Dwinata menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menangani pasien dengan komorbiditas TB dan DM. Berdasarkan data dari Jakarta, sekitar 20% pasien TB juga menderita diabetes, sementara 12% pasien diabetes berisiko tinggi tertular TB. Kondisi ini menjadi double burden atau beban ganda yang memperumit upaya pengendalian penyakit di Indonesia, terutama bagi pasien dengan kondisi kesehatan ganda tersebut. Menurut Dr. Kelly, “Data dari berbagai daerah menunjukkan bahwa manajemen pasien yang memiliki kondisi komorbiditas TB-DM membutuhkan pendekatan khusus. Hal ini membutuhkan riset mendalam untuk merancang strategi yang efektif.” Keterkaitan antara kedua penyakit ini juga menambah kompleksitas dalam pengobatan dan membutuhkan penanganan komprehensif agar tidak memperparah kondisi kesehatan pasien. Pentingnya Pemetaan Spasial dalam Penanganan Kasus TB dan DM Dalam kuliah tamu ini, pemetaan spasial atau geospasial mendapat perhatian khusus sebagai alat penting untuk mengidentifikasi wilayah dengan prevalensi tinggi TB dan DM. Pemetaan spasial memungkinkan para peneliti untuk melihat pola penyebaran kedua penyakit secara detail dan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan kesehatan yang lebih efektif. Dengan menggunakan pemetaan spasial, pemerintah dapat menentukan daerah-daerah yang paling membutuhkan intervensi kesehatan sehingga penyebaran TB dan DM dapat ditekan secara optimal. “Pemetaan spasial membantu kita untuk tidak hanya melihat persebaran penyakit tetapi juga merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan lokal,” jelas Dr. Kelly. Teknologi pemetaan spasial juga mendukung upaya pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya kesehatan secara lebih efisien, khususnya di daerah-daerah dengan angka kasus TB dan DM yang tinggi. Menutup Kesenjangan dalam Penelitian dan Implementasi Kuliah tamu ini juga menyoroti pentingnya penelitian kohort untuk mendalami interaksi jangka panjang antara TB dan DM. Menurut para pembicara, riset kohort akan memberikan data penting mengenai pengaruh komorbiditas TB-DM terhadap resistensi obat serta memperjelas kebutuhan terapi khusus bagi pasien komorbid. Indra Dwinata mengungkapkan bahwa riset jangka panjang mengenai komorbiditas TB-DM di Indonesia sangat penting sebagai langkah awal untuk mengurangi kesenjangan yang ada dalam strategi pengendalian kedua penyakit ini. “Penelitian yang mendalam mengenai manajemen pasien komorbid TB-DM akan menjadi langkah strategis dalam memperkuat kebijakan kesehatan yang lebih responsif,” tambah Indra. Selain itu, Dr. Kelly mengusulkan skrining dua arah sebagai metode yang efektif untuk mendeteksi komorbiditas ini lebih dini. Skrining TB pada pasien diabetes dan sebaliknya, menurut Dr. Kelly, bisa mempercepat diagnosis dan memastikan penanganan lebih tepat. Pendekatan ini sangat efektif untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kasus-kasus komorbiditas yang selama ini sering kali terlambat dideteksi. Relevansi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Kuliah tamu ini sejalan dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3, yang bertujuan untuk mengakhiri epidemi TB dan menekan angka kematian dini akibat penyakit tidak menular seperti DM. Fokus terhadap pemetaan spasial dan pengendalian komorbiditas TB-DM merupakan langkah yang sejalan dengan upaya pencapaian SDG 3.3 dan SDG 3.4. Dengan strategi ini, pemerintah diharapkan dapat mengidentifikasi dan menangani daerah dengan angka kasus tinggi, serta merancang kebijakan kesehatan yang relevan dan berkelanjutan. Pendekatan pemetaan spasial ini berpotensi untuk mendukung target SDGs dengan memungkinkan adanya intervensi berbasis lokasi, yang dapat membantu mengatasi berbagai faktor risiko yang meningkatkan prevalensi kedua penyakit ini di Indonesia. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum bagi FKM Unhas dan ANU untuk berkontribusi lebih besar dalam pencapaian tujuan global tersebut. Antusiasme Mahasiswa dan Akademisi Kuliah tamu ini mendapat antusiasme yang tinggi dari kalangan mahasiswa dan dosen FKM Unhas. Banyak peserta yang merasa mendapatkan wawasan baru mengenai pentingnya pendekatan epidemiologi dalam penanganan penyakit menular dan tidak menular. “Kami berharap ada lebih banyak kolaborasi internasional yang bisa mendukung Indonesia dalam mencapai SDGs terkait kesehatan,” kata Dian Sidik Arsyad, MKM, yang bertindak sebagai moderator dalam kuliah tamu ini. Bagi mahasiswa FKM Unhas, kuliah tamu ini menjadi ajang belajar langsung dari pakar internasional, yang tidak hanya membuka wawasan baru tetapi juga memberi kesempatan untuk melihat bagaimana kolaborasi riset dapat mendukung pencapaian tujuan kesehatan yang lebih luas. Mendorong Kolaborasi Riset untuk Masa Depan Kesehatan Indonesia Melalui kegiatan ini, FKM Unhas menandai langkah penting dalam memahami dan menangani tantangan epidemiologi yang kompleks di Indonesia, khususnya dalam menangani beban penyakit ganda TB dan DM. Kolaborasi antara FKM Unhas dan ANU melalui program FRT diharapkan dapat membuka peluang riset lebih lanjut serta mengembangkan kebijakan kesehatan yang tepat sasaran untuk menjawab tantangan epidemiologi di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pola penyebaran dan interaksi TB dan DM, baik FKM Unhas maupun ANU optimis dapat mengembangkan strategi yang akan mendukung sistem kesehatan Indonesia. Melalui penelitian yang didukung oleh kolaborasi internasional, diharapkan ada langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.

FKM UNHAS Berikan Senyum Cerah untuk Siswa SDN 22 Maros, Wujudkan Indonesia Sehat!

Maros, 2 November 2024 – Dalam perayaan Dies Natalis ke-42, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) memperkuat komitmennya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program pengabdian masyarakat di SDN 22 Maros, Kelurahan Baju Bodoa. Program ini mengusung tema “Penyuluhan dan Layanan Kesehatan Gigi Gratis” yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini pada siswa sekolah dasar, terutama di wilayah Kabupaten Maros. Pentingnya Kesehatan Gigi untuk Generasi Muda Kegiatan ini melibatkan para mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) dari FKM Unhas, yang menyelenggarakan penyuluhan kesehatan gigi dengan fokus pada praktik perawatan dan kebersihan gigi bagi siswa. Para siswa juga mendapatkan layanan pemeriksaan gigi, penambalan, dan pencabutan gigi secara gratis yang dilakukan oleh dokter gigi berpengalaman sekaligus mahasiswa MARS, drg. Satriani Lamma dan drg. Vivi Karina Effendhi. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kesehatan gigi anak-anak sejak usia dini, yang diharapkan dapat mendukung kesejahteraan jangka panjang mereka. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3 yang bertujuan menjamin hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari segala usia. Dengan menyasar anak-anak sekolah dasar, FKM Unhas berusaha menanamkan kebiasaan hidup sehat yang berkelanjutan, yang sejalan dengan misi universitas dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan lebih peduli terhadap kesehatan diri. Dukungan Para Dosen FKM Unhas untuk Kesuksesan Program Program penyuluhan ini juga mendapatkan dukungan dari tiga dosen FKM Unhas yang berperan aktif sebagai pembimbing, yaitu Dr. Rini Anggraeni, SKM, M.Kes., Dr. Herlina A. Hamzah, SKM, MPH., dan Adelia Undang Sari A. Mangilep, SKM, MARS. Ketiganya tidak hanya memberikan arahan dan bimbingan teknis bagi para mahasiswa, tetapi juga memastikan kelancaran seluruh rangkaian kegiatan sehingga memberikan manfaat maksimal bagi para siswa yang hadir. Bimbingan yang diberikan oleh para dosen FKM Unhas ini menjadi aspek penting dalam keberhasilan program, sekaligus memberikan pengalaman lapangan yang berharga bagi mahasiswa dalam menjalankan pengabdian masyarakat. Partisipasi Guru dan Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Gigi Anak Selain dukungan dari tenaga medis dan akademik, kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari guru dan orang tua siswa. Banyak guru dan orang tua yang turut hadir untuk mendampingi anak-anak mereka, menciptakan suasana yang mendukung bagi anak-anak selama penyuluhan dan layanan pemeriksaan gigi berlangsung. Dukungan ini bukan hanya memberikan kenyamanan bagi siswa yang menjalani pemeriksaan, tetapi juga membantu meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya kesehatan gigi bagi anak-anak sejak dini. Ningsih, salah satu guru pendamping yang turut hadir, mengapresiasi program ini. “Program ini sangat penting dalam mendukung kesehatan gigi anak-anak dan memberikan pengetahuan kepada mereka tentang perawatan gigi yang benar. Kami berharap kegiatan ini memberikan dampak positif bagi para siswa dan masyarakat di Maros,” ujarnya. Program Penyuluhan yang Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Sebagai bagian dari Dies Natalis ke-42, program pengabdian masyarakat ini tidak hanya memiliki tujuan lokal tetapi juga mendukung pencapaian SDG 3, yaitu “menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan di segala usia.” Melalui edukasi tentang kebersihan gigi dan pemeriksaan kesehatan gratis, program ini memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan masyarakat, terutama dalam hal menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak. Di sisi lain, kegiatan ini juga mendukung peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dasar, seperti yang dicita-citakan dalam SDG 3. Upaya ini menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa anak-anak, sebagai generasi penerus bangsa, mendapatkan layanan kesehatan berkualitas yang mungkin tidak selalu mudah diakses oleh masyarakat. Mengajarkan Kebiasaan Sehat Sejak Dini untuk Masa Depan yang Lebih Baik Melalui kegiatan penyuluhan ini, para siswa diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi sebagai bagian dari kebiasaan hidup sehat. Penyuluhan ini tidak hanya menekankan pada perawatan sehari-hari seperti menyikat gigi dengan benar, tetapi juga memperkenalkan mereka pada pentingnya memeriksakan gigi secara rutin. Para dokter gigi dan mahasiswa MARS yang hadir memberikan panduan praktis mengenai cara membersihkan gigi yang baik, memilih makanan yang ramah untuk kesehatan gigi, serta memahami efek buruk dari kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan manis berlebihan. Selain itu, pemeriksaan gigi secara langsung oleh dokter gigi menjadi pengalaman berharga bagi para siswa, terutama mereka yang belum pernah memeriksakan gigi secara profesional sebelumnya. Dengan pemeriksaan dan penambalan gigi yang dilakukan, mereka belajar tentang manfaat dari merawat gigi yang sakit sejak dini untuk mencegah masalah yang lebih besar di masa mendatang. Peningkatan Kesehatan Gigi Anak Melalui Pendekatan Kolaboratif Kegiatan ini menunjukkan pendekatan kolaboratif antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat yang bersatu untuk mencapai tujuan kesehatan bersama. Peran aktif para mahasiswa MARS tidak hanya sebagai tenaga pendidik, tetapi juga sebagai tenaga medis profesional dalam memberikan layanan kesehatan langsung kepada siswa. Melalui kolaborasi ini, FKM Unhas berharap program serupa dapat berlanjut dan bahkan berkembang di masa depan, dengan tujuan melibatkan lebih banyak siswa dan memperluas jangkauan edukasi kesehatan. FKM Unhas berencana untuk terus mengembangkan kegiatan pengabdian masyarakat semacam ini dalam mendukung kesehatan masyarakat. Keberhasilan kegiatan ini menunjukkan pentingnya melibatkan berbagai pihak, baik dari institusi pendidikan, tenaga medis, maupun masyarakat sendiri, dalam menciptakan dampak positif bagi kesehatan masyarakat. Dampak Positif Program Pengabdian Masyarakat FKM Unhas untuk Kabupaten Maros Dengan suksesnya penyuluhan ini, FKM Unhas berharap bisa menjadi contoh bagi institusi pendidikan lain dalam melaksanakan pengabdian masyarakat yang berdampak nyata. Melalui program yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, FKM Unhas bertekad untuk terus berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama di wilayah Kabupaten Maros yang menjadi target kegiatan kali ini. FKM Unhas juga menargetkan bahwa program serupa akan lebih banyak diadakan di masa mendatang, tidak hanya di Maros tetapi juga di wilayah lain yang membutuhkan layanan kesehatan dasar bagi anak-anak. Dengan semakin banyak anak yang mendapatkan layanan kesehatan gigi sejak dini, diharapkan masyarakat Indonesia ke depannya akan lebih sehat dan memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi.

FKM Unhas Edukasi Ibu Rumah Tangga Maros tentang Keamanan Kemasan Makanan

Maros, 2 November 2024 – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-42, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas), khususnya Departemen Ilmu Gizi, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Edukasi Keamanan Kemasan Makanan.” Bertempat di Kantor Desa Majannang, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, acara ini berfokus pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang keamanan penggunaan kemasan makanan, khususnya bagi para ibu rumah tangga. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen untuk berbagi ilmu, namun juga bentuk nyata komitmen FKM Unhas untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui edukasi yang berkelanjutan. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 2 November 2024 ini dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga Desa Majannang, yang menjadi sasaran utama dalam peningkatan pemahaman keamanan pangan. Edukasi Keamanan Kemasan Makanan untuk Lindungi Keluarga Kemasan makanan, terutama berbahan plastik, sering kali digunakan untuk menyimpan makanan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak semua jenis plastik aman, terutama jika digunakan untuk makanan panas atau secara berulang. Melalui kegiatan ini, FKM Unhas mengajak para peserta untuk lebih bijak dalam memilih kemasan makanan yang aman dengan memahami kode-kode pada kemasan plastik yang sering dijumpai. Melalui pemahaman yang benar mengenai kode pada kemasan plastik, masyarakat dapat menghindari risiko kontaminasi bahan kimia berbahaya yang dapat berdampak negatif pada kesehatan keluarga. FKM Unhas berharap ibu-ibu yang hadir bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi agen perubahan bagi keluarga dan lingkungannya. Dukungan Positif dari Pemerintah Desa Majannang Kegiatan edukasi ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Majannang. Kepala Desa Majannang menyampaikan apresiasi kepada FKM Unhas yang berinisiatif memberikan edukasi tentang keamanan kemasan makanan. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran ibu-ibu rumah tangga akan pentingnya memilih bahan kemasan yang tepat untuk menjaga kesehatan keluarga. “Kami sangat berterima kasih atas edukasi yang diberikan oleh FKM Unhas. Kami berharap para ibu rumah tangga kini dapat lebih selektif dalam memilih kemasan makanan yang aman, sehingga kesehatan keluarga lebih terjamin,” ujar Kepala Desa Majannang. Meningkatkan Kesadaran Akan Pentingnya Bahan Kemasan Makanan yang Aman Penggunaan plastik sebagai kemasan makanan memang sangat praktis, namun sering kali kurang dipahami bahwa tidak semua plastik aman digunakan. Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa kode-kode tertentu pada kemasan plastik menunjukkan jenis plastik yang aman atau tidak untuk makanan. FKM Unhas melalui kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi lengkap tentang jenis-jenis plastik yang bisa digunakan untuk makanan, terutama bagi makanan panas dan penyimpanan jangka panjang. Para peserta diberikan penjelasan mengenai risiko penggunaan kemasan makanan yang tidak sesuai standar. Di samping itu, tim juga memberikan tips tentang cara menjaga kebersihan wadah makanan dan pentingnya melakukan pengecekan ulang setiap kali menggunakan kembali kemasan plastik. Antusiasme Peserta dalam Menerima Edukasi Keamanan Kemasan Makanan Para peserta yang hadir terlihat sangat antusias dengan edukasi ini. Banyak dari mereka yang baru menyadari bahwa pemakaian plastik tertentu bisa berdampak pada kesehatan jika digunakan secara tidak tepat. Salah satu peserta, Sagirah, menyatakan bahwa ia mendapatkan pengetahuan baru terkait kemasan makanan dari kegiatan ini. “Saya baru tahu kalau tidak semua plastik aman untuk makanan, terutama makanan panas atau yang sering disimpan lama. Informasi ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari menggunakan plastik,” ujarnya. FKM Unhas: Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Edukasi Keamanan Pangan Kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi FKM Unhas untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Edukasi tentang keamanan kemasan makanan tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada pola konsumsi yang bertanggung jawab. Dr. dr. Anna Khuzaimah, M.Kes, selaku penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa edukasi ini sangat relevan untuk mendukung dua poin utama dalam SDGs, yakni: Komitmen FKM Unhas untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat FKM Unhas menyadari bahwa keamanan pangan adalah isu yang penting bagi kesehatan jangka panjang masyarakat. Melalui kegiatan ini, FKM Unhas berharap masyarakat, terutama ibu rumah tangga, dapat menjadi lebih waspada dalam memilih kemasan makanan yang aman serta menerapkan tips kebersihan yang disarankan. Langkah kecil dalam memilih kemasan makanan yang tepat ini diharapkan dapat memberikan dampak besar pada kesehatan keluarga. Menurut Dr. Anna, selain memberikan edukasi tentang keamanan kemasan, tim FKM Unhas juga membagikan informasi tentang cara merawat dan membersihkan kemasan makanan yang benar. Harapannya, masyarakat Desa Majannang dapat menerapkan kebiasaan sehat dalam penggunaan kemasan makanan yang aman dalam jangka panjang. Peningkatan Kesadaran Keamanan Pangan di Masyarakat sebagai Target Jangka Panjang FKM Unhas berharap kegiatan pengabdian seperti ini dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai keamanan pangan dan pola konsumsi yang sehat. Kegiatan seperti ini juga menjadi salah satu langkah nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui edukasi yang konsisten, FKM Unhas berharap masyarakat dapat semakin memahami pentingnya menjaga kesehatan keluarga dengan memilih kemasan makanan yang tepat dan aman. Dr. Anna juga menyampaikan bahwa FKM Unhas berencana untuk terus melaksanakan kegiatan serupa di berbagai wilayah dengan sasaran kelompok masyarakat yang lebih luas. Selain di Maros, program pengabdian ini diharapkan dapat menyentuh masyarakat di daerah lain dengan tantangan yang serupa. Kesehatan Keluarga Dimulai dari Kemasan Makanan yang Aman Dengan pemahaman yang baik tentang keamanan kemasan, masyarakat diharapkan bisa lebih selektif dalam memilih wadah makanan. Penting bagi setiap keluarga untuk mengetahui kode-kode pada kemasan plastik dan efek dari penggunaannya, agar terhindar dari potensi risiko kesehatan. Pilihan kemasan yang tepat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan keluarga, tetapi juga mendukung pola konsumsi yang ramah lingkungan. FKM Unhas juga menegaskan bahwa melalui kegiatan ini, mereka berupaya mendorong para ibu rumah tangga untuk mengambil peran aktif dalam menjaga kesehatan keluarga melalui pengelolaan pangan yang lebih baik.